wartaparahyangan.com
BANDUNG BARAT – Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat (JBB) melalui Fuel Terminal (FT) Bandung bersama Pemerintah Desa Pangauban, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, meresmikan Gedung Serbaguna Lentera Jiwa di desa setempat, Senin (16/12/2024).
Peresmian Gedung Serbaguna Lentera Jiwa sebagai bagian dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Pertamina Patra Niaga Regional (JBB) itu dihadiri oleh Kepala Desa Pangauban Ade Sulaeman, Ketua Kesehatan Jiwa Masyarakat Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Jawa Barat Yuyum Rohmulyanawati, Kepala Puskesmas Batujajar dr. Drajat, Plt. Kepala Seksi Ketentraman dan Ketertiban (Tramtib) Kecamatan Batujajar Catur Bagus Cahyanto.
Juga turut hadir osen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Budi Luhur Aan Somana, Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat Desa Inklusif Kabupaten Bandung Barat Nunung Nurhasanah, Ketua MUI Desa Pangauban Cecep Beni, Ketua BPD Desa Pangauban Mastur Suryani serta berbagai kelompok sosial.
Fuel Terminal Manager Bandung Debbi Juliana Harahap menyebutkan, Gedung Lentera Jiwa tersebut dapat menjadi pusat pemberdayaan dan pemulihan yang berkelanjutan bagi orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang sudah pulih.
“Adanya Gedung Lentera Jiwa ini dapat menjadi pusat pemberdayaan yang mendorong inklusi sosial dan kemandirian ekonomi bagi Sobat Jiwa yang sudah pulih untuk berdaya, dan diterima kembali di masyarakat dengan lebih baik tanpa adanya stigma negatif,” katanya.
Dengan fasilitas ini, lanjut Debbi, kolaborasi antara Pertamina, pemerintah, dan masyarakat menjadi bukti bahwa sinergi dapat menciptakan perubahan yang nyata dan bermakna.
Lentera Jiwa merupakan program pemberdayaan masyarakat yang telah dimulai sejak tahun 2022 dan berfokus kepada ODGJ yang sudah pulih agar memiliki keberfungsian sosial kembali dan memiliki pesan yaitu “No stigma, Sayangi Jiwa dan Peduli Sesama”.
“Program pemberdayaan masyarakat untuk ODGJ ini menjadi sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang inklusif, memberikan dukungan dan meningkatkan kualitas hidup ODGJ,” ujar Debbi.
Kepala Desa Pangauban Ade Sulaeman menyampaikan apresiasi terhadap kerja sama ini dan menegaskan betapa pentingnya fasilitas ini bagi masyarakat.
“Dengan adanya Lentera Jiwa, Sobat Jiwa yang sudah pulih di Desa Pangauban kini memiliki tempat yang mendukung mereka untuk bangkit dan mandiri. Kami berkomitmen untuk memanfaatkan fasilitas ini dengan sebaik-baiknya,” tutur Ade.
Adapun bentuk program yang telah dijalankan oleh Lentera Jiwa meliputi edukasi dan memberikan kesadaran kepada masyarakat dengan melakukan pelatihan keterampilan, serta memberikan dukungan yang positif untuk mereka, seperti menganyam bersama Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Jernih Rukun Kondusif (JRK), bantuan pengadaan pelumas Pertamina dan cucian motor Zibrug, pengolahan makanan dodol tomat dan berbagai olahan makanan lainnya yang melibatkan Sahabat Jiwa.
Salah satu keluarga dari Sobat Jiwa (ODGJ yang telah pulih) yaitu Kokom turut membagikan cerita perubahan anggota keluarganya setelah bergabung dengan Program Lentera Jiwa.
“Sebelumnya kami merasa kesulitan mendampingi anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. Namun, sejak adanya Lentera Jiwa, mereka mendapatkan pelatihan dan dukungan seperti mesin jahit dan modal buat usaha. Saat ini kakak saya mulai mandiri, bahkan telah mampu membantu perekonomian keluarga dirumah,” ucap Kokom.
Berkat hadirnya Program Lentera Jiwa, ODGJ yang telah melalui proses pemulihan tidak lagi dipandang sebagai beban bagi keluarga maupun lingkungan sekitar. Program ini berhasil mengurangi stigma negatif yang selama ini melekat di masyarakat dengan memberikan edukasi, peningkatan kesadaran, serta membangun pemahaman yang lebih inklusif tentang pentingnya kesehatan jiwa.
Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional JBB Eko Kristiawan menambahkan, program tersebut menekankan aspek sosial dengan menciptakan lingkungan yang inklusif dan ramah bagi ODGJ, serta memastikan aspek tata kelola yang transparan melalui kolaborasi antara perusahaan, pemerintah, dan masyarakat.
“Dengan melibatkan berbagai pihak, kami percaya bahwa program-program keberlanjutan ini dapat menciptakan dampak positif yang signifikan, tidak hanya untuk ODGJ, namun juga untuk masyarakat secara keseluruhan,” tutup Eko.
Asep R. Rasyid