Pjs. Bupati Bandung Kunjungi Pasar Baleendah, Monitoring Harga Bahan Pokok dan Pengolahan Sampah

wartaparahyangan.com

BANDUNG – Penjabat Sementara (Pjs.) Bupati Bandung Dikky Achmad Sidik melaksanakan kunjungan lapangan ke Pasar Baleendah, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Rabu (16/10/2024).

Dikky yang didampingi Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kabupaten Bandung Dicky Anugrah, unsur Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung dan Camat Baleendah Eef Syarif Hidayatullah itu, berkunjung ke pasar tersebut untuk memantau harga kebutuhan pokok, dan meninjau lokasi tempat pengolahan sampah (TPS) di sekitar Pasar Baleendah.

“Alhamdulillah di Pasar Baleendah, ketersediaan kebutuhan pokok cukup dan tidak ada barang yang langka. Juga harga-harganya stabil, tidak ada yang melebihi harga eceran tertinggi (HET),” ujarnya.

Ia mengaku perlu memonitor ketersediaan kebutuhan bahan pokok di pasar dalam rangka menjaga inflasi daerah, sehingga bila ada barang kebutuhan pokok yang kurang, ada harganya melonjak, pemerintah daerah bisa segera mengambil langkah-langkah agar angka inflasi tetap terjaga.

Selain, Dikky juga mengedukasi para pedagang soal pengolahan sampah, ini untuk menindaklanjuti kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam pembatasan pengiriman sampah ke TPA Sarimukti di Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Dalam pengelolaan sampah ini, pihaknya menggerakkan lintas sektor di Pemkab Bandung, termasuk pengolahan sampah di pasar. Apalagi TPS yang ada di pasar itu tidak hanya sampah yang dihasilkan para pedagang, tetapi di sana juga menampung sampah yang dibuang warga dari sekitar Pasar Baleendah. Karena Kecamatan Baleendah tak punya TPS, sehingga sampah dibuang ke TPS Pasar Baleendah.

Karena harus ada pengurangan sampah yang dikirim ke TPA Sarimukti, lanjut Dicky, sehingga harus mengedukasi seluruh elemen masyarakat pedagang dan masyarakat di sekitar Kecamatan Baleendah.

Menurut Dicky, sampah yang dihasilkan para pedagang pasar, kebanyakan sampah organik. Sampah anorganiknya sedikit, seperti kertas dan plastik.

“Baik sampah organik maupun anorganik, kalau diolah bisa bernilai ekonomis. Misalnya sampah organik bisa digunakan untuk pakan magot, dan magotnya bisa digunakan untuk pakan budidaya ikan lele, ikan mas dan pakan lainnya. Selain itu bisa digunakan biogas dan lainnya,” ujar Dikky.

Ia menyebutkan, ke depan pengelolaan sampah diedukasi melalui programnya Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bandung, serta disediakan alat pengolahan sampah, mulai dari insinerator, sampai alat pencacah sampah.

“Bila pada 2025 mendatang DLH belum bisa menyediakan alat-alat pengolahan sampah itu, maka Disdagin bisa secara mandiri menyediakan alat-alat pengolahan sampah yang diperlukan,” katanya.

Lily Setiadarma