WartaParahyangan.com
BANDUNG – Bupati Bandung H.M. Dadang Supriatna ikut prihatin atas terjadinya peristiwa tragis yang menimpa seorang pemuda berinisial KK (22) yang nekat melakukan aksi bunuh diri lompat dari tower BTS berketinggian 40 neter di Kampung Cireungit RT 01 RW 03, Desa Tanjungsari, Kecamatan Cangkuang, Kabupaten Bandung.
Bupati Bandung menyatakan rasa prihatin dan belasungkawa yang mendalam.
Dalam situasi seperti ini, Dadang menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk saling memperhatikan dan peduli terhadap kondisi satu sama lain, terutama dalam masalah kesehatan mental.
“Peningkatan keimanan dan ketaqwaan juga penting dalam menghadapi berbagai masalah dan ujian hidup, ” ungkapnya.
Dadang juga menyatakan komitmennya untuk memastikan optimalisasi layanan konsultasi kesehatan mental di fasilitas kesehatan, RSUD, dan puskesmas agar mudah diakses oleh masyarakat, sehingga masyarakat dapat dengan mudah mendapatkan bantuan dan dukungan yang mereka butuhkan dalam mengatasi masalah kesehatan mental.
Lebih lanjut dikatakan Bupati, pihaknya terus berupaya menyediakan sarana dan prasarana kesehatan yang dibutuhkan oleh warga Kabupaten Bandung dan terus berupaya meningkatkan layanannya.
“Selain kita meningkatkan status sejumlah puskesmas, kita juga menambah jumlah rumah sakit umum daerah, agar memudahkan masyarakat yang membutuhkan layanan kesehatan,” kata Bupati.
Seperti diberitakan media, KK seorang pemuda yang diduga tengah mengalami depresi naik ke tower BTS. Kapolsek Cangkuang Iptu H. Yusup Juhara. S.H., mengatakan pihaknya mendapati laporan dari warga masyarakat pada pukul 13:47 WIB.
”Benar, petugas langsung menuju TKP, dan kebetulan petugas sedang melaksanakan pengamanan Muscab PP Persis yang jaraknya tidak jauh dari kejadian, sekitar 50-100 meter,” katanya, Minggu (05/11/2023).
Setibanya di TKP, kata Yusuf, petugas bersama keluarga korban dan warga mencoba membujuk KK yang sudah berada di puncak tower agar segera turun menyelamatkan diri dan mengurungkan niatnya untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan.
”Namun, bujukan-bujukan tersebut tetap tidak diindahkan korban. Akhirnya pada pukul 14:25 korban loncat, mengenai kabel PLN dan jatuh ke lantai dengan posisi tengkurap,” katanya.
Pada saat dicek oleh petugas, korban masih bernyawa dan sempat dilarikan ke RSUD Otista Soreang, menggunakan ambulance Desa Tanjungsari.
Nahas, saat di lakukan pengecekan di ruang IGD oleh petugas medis, nyawa korban tidak dapat tertolong dan dinyatakan meninggal dunia. “Diduga korban melakukan aksi bunuh diri, karena depresi,” katanya.
Lily Setiadarma