wartaparahyangan.com
CIANJUR – Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Pilbup) Cianjur, Jawa Barat, menjadi sorotan karena belum dapat menghasilkan pasangan calon (paslon) yang jelas sebagai pemenang.
Menurut Direktur Riset Indikator Politik Indonesia, Moch. Adam Kamil, selisih perolehan suara antara dua paslon teratas tidak signifikan secara statistik berdasarkan hasil quick count.
“Dua paslon dengan suara terbesar secara statistik tidak berbeda signifikan. Oleh karena itu, quick count tidak dapat menyimpulkan pasangan mana yang unggul,” ujar Adam Kamil dalam presentasi hasil quick count yang disiarkan secara daring melalui Indikator TV, Rabu (27/11/2024).
Hasil Quick Count
Hasil quick count yang telah mencapai 100 persen menunjukkan persaingan ketat antara dua pasangan calon, yaitu:
Herman Suherman-Muhammad Salih Ibang: 42,05 persen
Mohammad Wahyu Ferdian-Ramzi: 39,63 persen
Deden Nasihin-Neneng Efa Fatimah: 18,32 persen
Adam menjelaskan bahwa margin of error pada quick count Pilbup Cianjur ini sebesar ± 2,48 persen. “Dengan margin error sebesar itu, selisih antara dua paslon teratas berada dalam ambang batas yang membuat hasil ini belum bisa memastikan siapa yang unggul,” katanya.
Adam menuturkan, Indikator menggunakan metode stratified-cluster random sampling untuk quick count ini. Prosedur ini melibatkan stratifikasi populasi tempat pemungutan suara (TPS) yang dikelompokkan berdasarkan wilayah.
Ia mengatakan, penghitungan data dilakukan dengan cara mengumpulkan sampel secara acak yang terstratifikasi dari berbagai TPS di seluruh wilayah Kabupaten Cianjur.
“Metode ini dirancang untuk memastikan bahwa hasil quick count mewakili populasi pemilih secara keseluruhan, dengan tingkat kepercayaan yang tinggi,” jelas Adam.
Dengan hasil yang masih belum pasti, para kandidat dan pendukung diimbau untuk tetap menunggu hasil penghitungan resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Adam menekankan pentingnya menjaga suasana yang kondusif dalam menghadapi hasil akhir pemilihan.
Asep R. Rasyid