WartaParahyangan.com
BANDUNG – Dalam rangka memperingati Hari Konservasi Alam Nasional 2023, PT Geo Dipa Energi (Persero) menggelar Saresehan Perhutanan Sosial di Ciwidey Valley Resort, Desa Alamendah, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, Kamis (24/8/2023).
Saresehan bertema “Sinergi Pentahelix Konservasi Hutan dalam Pengembangan Geothermal dan Perhutanan Sosial” ini diikuti sekitar seratus peserta, dengan pembicara Direktur Kemitraan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Dra. Jo Kumala Dewi, M.Sc.
“Saresehan ini dalam rangka meningkatkan sinergitas pentahelix dari pemerintah dan tiga unsur lainnya, yakni akademisi, perusahaan, komunitas dan media, dalam pengembangan industri geothermal dan perhutanan sosial,” kata Jo Kumala kepada wartawan usai kegiatan saresehan tersebut.
Menurut Jo Kumala, isi yang ada di dalam hutan konservasi terus berkurang dari tahun ke tahun. Karena itu pihaknya akan mencoba melibatkan masyarakat sekitar hutan untuk melakukan konservasi hutan sebaik-baiknya.
“Kita coba memberdayakan masyarakat sekitar hutan. Salah satunya adalah memberikan mereka akses untuk ikut mengelola hutan yang ada di dekat lingkungan mereka melalui program perhutanan sosial,” terang Jo Kumala.
Kendati begitu, kata Jo Kumala, mereka juga tetap perlu didampingi dan ditingkatkan kapasitasnya, sehingga mereka bukan hanya melestarikan hutan, tapi juga meningkatkan kesejahteraan hidupnya sebagaimana tujuan dari perhutanan sosial.
Jo Kumala juga menilai PT Geo Dipa Energi (Persero) merupakan perusahaan eksplorasi panas bumi yang punya visi untuk lingkungan dengan konsep green industri, yang mulai concern karena karakter Geo Dipa juga dalam pengembangan geothermal sangat terkait dengan lingkungan, khususnya mengenai dampak lingkungan secara spesifik.
“Perlu sekali bagi Geo Dipa untuk melakukan upaya pemberdayaan masyarakat dan juga memperhatikan unsur lingkungannya,” tandas Jo Kumala.
General Manager PT Geo Dipa Energi (Persero) Unit Patuha, Ilen Kardani menambahkan, saresehan ini bertujuan untuk meningkatkan kerja sama pentaheilx dalam bersinergi memelihara konservasi hutan di sekitar Kecamatan Ciwidey, khususnya Patuha dimana Geo Dipa beroperasi.
“Seperti yang disampaikan para pembicara, saat ini kita sudah tahap sedikit ada kekhawatiran karena hutan yang sedikit rusak. Bukan hutan saja, tapi juga dari populasi hewan liar pun berkurang, seperti burung liar,” ungkap Ilen.
Karena itu, kata Ilen, inisiatif-inisiatif yang berbentuk pentahelix antara lain kalangan industri, akademisi, komunitas dan media berkumpul dalam rangka membangun kesadaran bahwa hal ini penting untuk masa depan keberlangsungan kehidupan kita.
“Di sampaikan pula tadi bahwa kualitas air puluhan tahun ke depan sangat mengkhawatirkan, begitu juga kualitas udara dengan adanya kenaikan suhu muka bumi yang sudah cukup mengkhawatirkan dan itu perlu diintervensi oleh semua pihak,” tandasnya.
Menurut Ilen, salah satu upaya menjaga konservasi hutan adalah dengan munculnya kesadaran warga untuk tidak merusak alam, misalnya berburu semaunya. “Tapi yang kita harapkan, lingkungan dijaga, lakukan penanaman pohon dan pelestarian hewan-hewan liar lagi dengan cara kerja sama antar semua pihak,” ujar Ilen.
Sebagai pelaku industri dan sangat tergantung dengan pelestarian lingkungan hidup, Ilen berharap dari saresehan ini dapat menumbuhkan kesadaran untuk mendukung semua gerakan yang berkaitan dengan konservasi alam hutan.
“Kami juga senang hati kalau ada yang ingin ikut berpartisipasi secara langsung, misalkan tadi kita ada gerakan penanaman pohon,” ucapnya.
Instalasi Kedua Kapasitas 55 MW
Pada kesempatan itu, Ilen juga mengungkapkan saat ini Geo Dipa Patuha 2 sedang membangun kembali instalasi berkapasitas 55 Megawatt, setelah terpasang instalasi pertama yang juga berkapasitas 55 MW.
“Hari ini sedang dibangun untuk instalasi unit yang kedua sebesar 55 Megawatt juga, yang mudah-mudahan bisa terealisasi dengan lancar dan bisa mulai menghasilkan banyak manfaat untuk Geo Dipa sebagai BUMN dan juga untuk masyarakat sekitarnya di tahun 2026 nanti,” ujar Ilen.
Sebenarnya saat ini pun, lanjut Ilen, sudah terasa manfaatnya karena pada saat Geo Dipa menggulirkan suatu project, ada dana yang mengalir dari investor Kabupaten Bandung, khususnya untuk masyarakat sekitar proyek dengan melibatkan masyarakat di bidang tenaga kerja.
Selain itu juga ada pengadaan barang-barang yang sifatnya bisa diadakan oleh orang-orang lokal.
“Jadi, selain tenaga kerja, juga penyerapan perusahaan lokal, termasuk kegiatan lainnya seperti community development. Jadi memang Geo Dipa baru mulai produksi tahun 2026, tapi investasi yang besarnya mencapai ratusan miliar itu ‘kan terasa manfaatnya oleh pelaku industri dan masyarakat bisa menjadi tenaga kerja,” katanya.
Lily Setiadarma