WartaParahyangan.com
KOTA SUKABUMI – SD Negeri Nanggeleng 1, Kelurahan Nanggeleng, Kecamatan Citamiang, Kota Sukabumi, menggelar Festival Literasi di halaman SDN setempat, Sabtu (31/5/2025).
Dalam festival yang bertemakan “SDN Nanggeleng 1 Siap Berliterasi, Menginspirasi, Raih Prestasi” itu hadir Kepala Dinas Pendidikan Kota Sukabumi Punjul Saepul Hayat, Ketua PGRI Kota Sukabumi Roni Abdulrahman, para guru dan orang tua siswa.
Kepala SDN Nanggeleng 1, Idris, M.Pd., menjelaskan Festival Literasi tersebut merupakan program untuk memperkuat budaya literasi, meskipun di sekolahnya belum ada perpustakaan.
Festival Literasi, kata Idris, dilakukan dalam 4 tahapan yaitu tahap penguatan literasi bersama komunitas literasi Sukabumi, pendampingan pembuatan karya tulis buku siswa, editing dan penerbitan buku karya siswa. “Nah, buku karya siswa ini kita luncurkan dalam acara puncak Festival Literasi hari ini,” katanya.
Ke 3 buku karya siswa tersebut yakni buku puisi karya siswa kelas VI, buku dongeng karya siswa kelas V, dan buku cerpen karya siswa kelas IV. “Kita luncurkan buku-buku tersebut di acara puncak Festival Literasi ini sebagai wujud penghargaan kamu kepada para siswa yang telah membuat sebuah karya,” ujar Idris.
Ia juga menyebutkan, SDN Nanggeleng 1 yang memiliki siswa sebanyak 217 itu pernah meraih prestasi tingkat nasional di bidang literasi, yakni sebagai juara nasional mengulas buku yang diselenggarakan Badan Bahasa Kementerian Pendidikan.
“Sekarang dalam lomba bertutur di perpustakaan kita masuk ke tingkat kota. Mudah-mudahan bisa lolos ke tingkat provinsi,” harap Idris.
Dalam sambutannya, Kepala Dinas Pendidikan Kota Sukabumi, Punjul Saepul Hayat, menyampaikan dukungan atas penyelenggaraan Festival Literasi tersebut, serta mengucapkan terima kasih kepada semua pihak pihak yang telah berupaya untuk menjaga tingkat literasi di Kota Sukabumi.
Punjul juga mengapresiasi pihak sekolah yang tidak memungut dana dari orang tua siswa untuk menyelenggarakan Festival Literasi.
“Tadi dari kepala sekolah diinformasikan bahwa kegiatan ini didanai dari dana BOS. Artinya kegiatan ini sudah direncanakan sejak awal melalui Arkas. Jadi tidak ada pungutan kepada orang tua siswa, kecuali yang sipatnya pribadi mungkin, kalau ingin anaknya di-make-up mungkin, ya wajar-wajar saja,” ujarnya.
“Juga seragam yang digunakan anak-anak dalam festival ini, semuanya seragam sekolah, ada seragam silat, ada seragam kebaya bagi siswa perempuan, dan itu juga mempergunakannya secara sederhana begitu. Kemudian fasilitasnya, juga memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada di sekolah. Jadi ini tidak menyalahi Surat Edaran Gubernur Jabar,” sambung Punjul.
Pada kesempatan itu Punjul juga menyampaikan sejumlah hal yang terkait dengan Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) tahun ini yang dilakukan melalui 4 jalur, yakni jalur domisili, prestasi, afirmasi dan mutasi.
“Jadi tahun ini tidak ada jalur zonasi, tapi diganti dengan domisili. Artinya sekolah terdekat dengan calon siswa. Karena itu, saya harap orang tua jangan mencari sekolah yang dari rumah, dan jangan sampai termakan promosi, umpamanya ini adalah sekolah hebat, sekolah unggulan dan sebaginya. Yang paling penting adalah bagaimana kita menyediakan pola asuh yang baik untuk anak-anak kita,” tutur Punjul.
Menurut Punjul, dengan sekolah yang dekat, anak dekat dengan orang tuanya, dekat dengan rumahnya, sehingga pengawasan, pengendalian dan pola asuhnya akan lebih mudah, dan ini akan memudahkan dalam karakter anak.
Sementara itu, Ketua PGRI Kota Sukabumi, Roni Abdurahman, mengapresiasi kegiatan Festival Literasi yang diselenggarakan tanpa memungut iuran dari para orang tua siswa, akan tetapi menggunakan dana BOS, dan itu pun telah direncanakan sejak awal.
“Yang paling penting adalah hari ini, para guru memperlihatkan hasil proses belajar mengajarnya di SDN Nanggeleng 1. Selama 1 tahun mereka melatih, membina, mendidik, dan hari ini ditampilkan semua. Ini menjadi kebanggaan baik bagi sekolah maupun orang tua siswa,” kata Roni.
Jadi, lanjut Roni, SDN Nanggeleng 1 sudah bisa membuktikan kepada masyarakat dan pemerintah bahwa dengan kinerja para guru dan kerja kerasnya, sekolah bisa menggelar Festival Literasi dan meluncurkan 3 buku karya siswa.
Jenal