wartaparahyangan.com
BANDUNG – Kabupaten Bandung kembali mencatat sejarah baru dalam sektor pariwisata dan kuliner dengan peresmian dan pembukaan kembali Sindang Reret Ciwidey. Restoran legendaris ini telah direnovasi secara menyeluruh setelah berdiri selama 51 tahun.
Direktur Sindang Reret Grup, Dra. Hj. Tetti Teriawati, MM., menyatakan bahwa perubahan ini mengangkat kearifan lokal sebagai inti desain dan konsep, menghadirkan perpaduan unsur tradisional yang kental dengan sentuhan modern.
“Kekiniannya dapat, tapi unsur tradisionalnya sangat kental. Kami juga mengangkat jenis-jenis makanan Sunda yang sangat buhun. Salah satu menu andalan kami adalah ayam bakakak kampung karuhun, yang luar biasa enak,” ungkap Tetti usai acara peresmian Sindang Reret Ciwidey di Jl. Raya Provinsi, Ciwidey, Tenjolaya, Kabupaten Bandung, Jumat (10/1/2025).
Dalam acara tersebut, Tetti mengajak masyarakat untuk menikmati suasana baru Sindang Reret Ciwidey yang nyaman dan asri.
“Kalau Bali punya Ubud, Kabupaten Bandung punya Ciwidey. Di sini, suasananya dikelilingi pesawahan, memberikan pengalaman makan yang sangat asri. Silakan datang dan mencicipi,” katanya. Perubahan besar ini diharapkan dapat menarik lebih banyak pengunjung, baik lokal maupun mancanegara.
Ekspansi Sindang Reret
Sindang Reret pertama kali berdiri pada 1973 di Ciwidey. Setelah itu, ekspansinya meluas ke beberapa lokasi seperti Cikole Lembang, Bandung, Karawang, bahkan sempat hadir di Jakarta dan Garut.
Saat ini, terdapat empat cabang utama, yaitu di Ciwidey, Lembang, Bandung, dan Karawang. Restoran di Ciwidey dan Lembang memiliki fasilitas hotel, sementara di Bandung dan Karawang fokus pada restoran saja.
Tetti juga menjelaskan bahwa di Ciwidey, terdapat dua konsep utama dalam satu lokasi: restoran modern yang besar dan Saung Sawah yang menawarkan nuansa Sunda tradisional.
“Di Saung Sawah, pengalaman makan benar-benar berbeda. Servis, jenis makanan, dan cara penyajiannya sangat kental dengan budaya Sunda,” jelasnya. Saung Sawah memberikan pengalaman unik dengan lokasi yang dekat dengan sawah, menghadirkan suasana pedesaan yang autentik.
Fasilitas dan Menu Baru
Andi Suryadi, Branch Manager Sindang Reret Ciwidey, menjelaskan bahwa renovasi ini tidak hanya menyentuh bangunan tetapi juga fasilitas dan menu. Konsep baru ini menawarkan ruang VIP, yang sebelumnya tidak tersedia.
“Perbedaan besar dengan Sindang Reret sebelumnya adalah adanya menu baru, menu lama yang diperbarui dari segi penyajian, dan fasilitas yang lebih lengkap,” ujar Andi.
Beberapa menu baru seperti oseng daging dan menu khas Sunda lainnya kini tersedia. Jam operasional restoran tetap dari pukul 10 pagi hingga 9 malam.
“Kami mengundang masyarakat untuk datang dan mencoba menu-menu baru kami serta merasakan suasana baru di Sindang Reret Ciwidey,” katanya.
Erry Yoga Prakesa, Sales & Marketing Manager Sindang Reret Grup, menambahkan bahwa restoran ini kini memiliki kapasitas hingga 300 tempat duduk.
“Ada pilihan saung-saung, lesehan, hingga ruangan bergaya restoran. Selain itu, tersedia fasilitas mushola, tempat bermain anak-anak, dan area parkir yang luas. Kami juga menyediakan spot-spot selfie untuk anak muda,” jelas Erry.
Sindang Reret juga memiliki ruang meeting bernama “Borum Katumbiri” dengan kapasitas hingga 200 orang. Konsep ini melengkapi Saung Sawah, yang menawarkan pengalaman makan di tepi sawah dengan permainan tradisional anak-anak zaman dahulu.
Nuansa kekinian dan tradisional menjadi perpaduan sempurna yang diusung oleh Sindang Reret dalam menghadirkan pengalaman berbeda bagi pengunjungnya.
Renovasi Sindang Reret Ciwidey ini menjadi langkah besar dalam mempertahankan dan memajukan tradisi kuliner Sunda di tengah perubahan zaman.
Dengan konsep yang menggabungkan modernitas dan kearifan lokal, restoran ini tidak hanya menjadi tempat makan, tetapi juga destinasi wisata budaya yang menawarkan pengalaman berbeda bagi setiap pengunjung.
“Mudah-mudahan Sindang Reret ke depannya bisa lebih maju lagi, lebih banyak tamu yang datang, dan menjadi ikon kuliner serta budaya Sunda di Kabupaten Bandung,” harap Erry.
Kembangkan Kepariwisataan
Desy Aryanti, SH., MH., Kepala Bidang Pengembangan Destinasi dan Sumber Daya Disbudpar Kabupaten Bandung, mengapresiasi kehadiran Sindang Reret dengan wajah barunya.
“Peresmian restoran ini memiliki dampak positif, terutama untuk pengembangan kepariwisataan di wilayah Kabupaten Bandung. Kami berharap Sindang Reret dapat meraup lebih banyak pengunjung dan turut mengembangkan ekonomi kreatif lokal,” ujarnya.
Desy juga menyebut bahwa restoran ini telah lama menjadi mitra strategis dalam mendukung sektor pariwisata di Kabupaten Bandung.
Dengan renovasi ini, Desy berharap Sindang Reret dapat semakin memperkuat posisi Kabupaten Bandung sebagai destinasi wisata kuliner unggulan di Indonesia.
Lily Setiadarma