Tingkatkan Wawasan Sejarah, SDN Cukanghaur Gelar Study Tour

Para siswa SDN Cukanghaur, Desa Sukajadi, Kecamatan Soreang saat berada di Museum Mandala Wangsit Siliwangi Kota Bandung, Selasa (13/12/2022).

WartaParahyangan.com

BANDUNG – Untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasannya terhadap sejarah, murid-murid SDN Cukanghaur, Desa Sukajadi, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, mengunjungi tempat-tempat bersejarah di Kota Bandung, Selasa (13/12/2022).

Dalam kegiatan study tour tersebut, murid-murid SDN Cukanghaur mengunjungi Museum Mandala Wangsit Siliwangi, Museum Geologi, dan Puspa IPTEK.

Tempat yang dikunjungi terakhir itu bisa dikatakan sebagai museum baru, yang nama lengkapnya adalah Puspa IPTEK Sundial, yakni pusat peragaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memiliki ikon jam matahari. Nama museum ini merupakan sebuah akronim. Kata “puspa IPTEK” merupakan kependekan dari Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, sedangkan kata “sundial” berarti jam matahari.

Kepala SDN Cukanghaur, Iis Kustiawati, S.Pd., mengungkapkan pihak sekolah menyiapkan dua bus untuk mengantar siswa-siswinya ke lokasi-lokasi bersejarah tersebut.

“Melalui kegiatan study tour ini kami ingin para siswa dapat menambah wawasan dan pengalaman serta pembiasaan siswa belajar secara langsung mengenal tempat-tempat bersejarah dan budaya setempat dengan cara berinteraksi langsung,” ujar Iis kepada wartaparahyangan.com melalui pesan singkatnya.

Study tour tersebut diikuti oleh 82 siswa yang berasal dari kelas 5 dan 6, didampingi beberapa orang tua dan tujuh guru pembimbing termasuk komite SDN Cukanghaur.

Sementara itu, Ketua Komite SDN Cukanghaur, H. Dede Abdul Rohman menjelaskan, para siswa tidak dipaksa untuk mengikuti kegiatan study tour tersebut, sekalipun dari sisi pembelajaran, kunjungan para siswa ke tempat-tempat bersejarah itu cukup penting.

Misalnya, lanjut Dede, di Museum Geologi, murid-murid dapat melihat langsung benda-benda yang selama belajar di sekolah hanya mengetahuinya melalui gambar di buku pelajaran.

Dede juga menyebutkan bahwa kepala SDN Cukanghaur pun tidak ikut serta dalam study tour tersebut, karena waktunya berbarengan dengan kegiatan monitoring dan evaluasi.

“Untuk study tour ini siswa memang membayar Rp180 ribu/orang, tapi tidak memaksa. Jadi di sekolah masih ada sebagian siswa yang masuk untuk belajar di kelas,” tutup Dede.

Lily Setiadarma