BANDUNG, Warta Parahyangan
Warga Desa Cisondari, Kecamatan Pasir Jambu, Kabupaten Bandung memiliki cara yang unik untuk memperingati Hari Air Sedunia ke XXV yang jatuh pada 22 Maret lalu. Yaitu, menggelar kirab budaya di arus Sungai.
Kepala Desa Cisondari Drs. Rudi Nero mengatakan, pada Hari Air Sedunia kali ini warga Pasirjambu sekaligus hajat walungan, menanam pohon, menebar ikan dan awor cai. Uniknya, kata dia, dalam perayaan kali ini tak hanya unsur tradisi yang dikedepankan, tapi juga dipadukan dengan kegiatan arung jeram yang menjadi spirit generasi muda. Kegiatan ini memang merupakan langkah awal untuk mengajak pemuda dan warga pada umumnya untuk menjaga kelestarian sungai.
Setelah sambutan Camat Pasirjambu Purnama Drastis, beberapa pemuda dari Komunitas Walci dan Bale Bambu mengarak perahu dan ban karet menuju Villa Cisarua yang menjadi titik awal penyusuran sungai Cisondari.
Jarak antara balai desa dan Villa Cisarua sekitar 700 meter, rombongan mengitari jalanan pedesaan Cisondari yang masih asri diiringi suara tabuhan ember dari para ibu.
Sebelum turun ke sungai, para pemimpin setempat menanam pohon terlebih dahulu di bibir sungai Cisondari.
Walau dikemas dengan balutan modern, namun nuansa tradisional masih terasa kental. Pasalnya setelah berarung jeram dan menabur benih ikan, dilakukan prosesi awor cai.
Bau dupa begitu menyengat di atas sesajen yang disiapkan begitu awor cai dilakukan, tetua adat menyiramkan “cai nyusu” atau air yang khusus diambil dari mata air Kopeng yang terletak di hulu sungai Cisondari.
Tujuannya agar sungai bisa kembali bersih seperti dahulu kala.
“Kalau dulu air Cisondari ini bisa diminum, kita lakukan ini sekaligus memanjatkan doa-doa, dengan harapan sungai jangan dikotori dan dirusak,” ujar Rudi Nero. — Lee