
WARTAPARAHYANGAN.COM
BANDUNG – Salah seorang direksi PT. Duta Persada Buana, Gegen Subagja mengungkapkan alasan mengapa Ikut mengembangkan objek wisata di Desa Patengan Kecamatan Rancabali. Menurutnya, sebagai putra daerah ia melihat potensi wisata di Rancabali itu sangatlah besar baik nuansa alam maupun tingkat okupansinya. Sehingga kemajuan pariwisata di Rancabali ini, dari aspek ekonomi dapat mendongkrak kesejahteraan masyarakat pariwisata.
“Saya sebagai orang Rancabali asli, yang kebetulan memiliki perusahaan yang bergerak di bidang pariwisata sangat tertarik untuk mengembangkan lagi potensi wisata yang begitu besar ini, apalagi saya lihat selama ini kan yang mengelola disini kebanyakan orang luar, jadi sebagai putra daerah saya juga ingin jadi bagian dari pengelolaan potensi wilayah,” ujarnya saat di wawancara di kantornya, Minggu (17/1/2021).

Pihaknya menunjuk area Curug Tilu Situ Lembang karena lokasinya yang sangat strategis yaitu berada di dekat jalan utama nasional. Di sana juga ada air terjun dan situ yang bisa dikembangkan.
“Jadi beberapa bulan sebelum kami membuat perjanjian kerjasama dengan Puskopkar PTPN Vlll, kami sudah berjalan-jalan kesana dan Curug Tilu Situ Lembang inilah yang menurut kami paling menarik untuk dikembangkan,” jelas Gegen.
Sebelum perjanjian kerjasama dibuat, kata Gegen, pihaknya sudah melaksanakan mediasi dengan pihak Muspika dan dinas-dinas terkait.
“Mereka sangat mendukung, karena untuk kedepannya, kami ingin memberdayakan sumber daya manusia (SDM) dari wilayah sekitar Ciwidey dan Rancabali sebagai pekerjanya. Intinya kami ingin menyerap pekerja lokal dan juga UMKM lokal untuk disana,” paparnya.
Ada tiga tahapan yang akan dikerjakan dalam pengembangan wana wisata Curug Tilu Situ Lembang. Tahap pertama penyediaan lahan parkir dan pembenahan area curug, tahap kedua pengembangan di area situ, dan tahap ketiga adalah penyempurnaan dari tahapan-tahapan sebelumnya.
“Nanti kita akan membuat sarana prasarana penunjang, seperti lahan parkir, nanti juga akan dikembangkan area camping ground dan outbond untuk anak-anak di area situ, selain itu, ada juga nanti sky walk yang akan di bangun dari area parkir hingga ke atas perkebunan teh,” ujarnya.

Yang terpenting, dari pengembangan tersebut adalah tidak akan meninggalkan ciri khas perkebunan tehnya, dimana pihaknya akan membuat pagar-pagar dari tanaman teh selain itu mereka juga akan membuat bonsai dari tanaman teh yang umurnya sudah tua.
“Jadi tanaman teh itu kan sudah dari tahun 1974, jadi banyak yang sudah tidak produktif, tapi mudah-mudahan ada yang bisa kita pilih untuk dijadikan bonsai yang bisa diperjualbelikan kepada pengunjung,” pungkasnya.
Lily Setiadarma
