WartaParahyangan.com
BANDUNG – Sebanyak 75 orang Pendidik dan Tenaga Kependididkan (PTK) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) nonformal yang ada di Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, mengikuti Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM), Kamis (25/8/2022).
Workshop yang digelar di PAUD Az-Zakiyah Yayasan Pendidikan Agama Islam (YPAI) Desa Rahayu, Kecamatan Margaasih itu diharapkan dapat menunjang program Dinas Pendidikan setempat.
“Mudah-mudahan kegiatan ini bisa menunjang program Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung” ujar Ketua Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (HIMPAUDI) Kecamatan Margaasih, Imas Mulyati.
Menurut Imas, workshop IKM tersebut dilaksanakan secara mandiri, dengan tujuan untuk lebih memaksimalkan layanan PAUD, khususnya guru-guru PAUD di Kecamatan Margaasih.
“Makanya kami siap untuk terus belajar, termasuk mendalami Kurikulum Merdeka, dan kami berharap dapat mengimplementasikan kurikulum tersebut di lembaga kami selanjutnya,” ungkap Imas.
Workshop tersebut, lanjut Imas, akan dibagi dua sesi, yakni untuk kepala lembaga dan untuk guru-guru. Sedangkan materi yang disampaikan oleh narasumber dipilih oleh Dinas Pendidikan, asesor yang sudah memiliki pengalaman.
“Intinya untuk memberikan pemahaman para kepala dan guru-guru tentang apa itu Kurikulum Merdeka, sehingga para guru nantinya bisa melaksanakan kurikulum itu di lembaga masing-masing,” ujarnya.
Di Margaasih sendiri, ujarnya lagi, ada 32 lembaga yang aktif, dan hanya 1 yang tidak hadir dalam workshop IKM.
Pelaksanaan workshop tersebut diapresiasi Kepala Bidang Perizinan PAUD Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung H. Eman Sulaeman, terutama karena workshop IKM itu diselenggarakan dengan swadaya tanpa didanai pemerintah.
“Secara pribadi dan kelembagaan saya sangat mengapresiasi workshop IKM,” kata Eman.
Eman menyebutkan, sosialisasi Kurikulum Merdeka harus dilakukan oleh semua tingkatan sekolah karena ini program pemerintah melalui Mendikbud yang baru. “Ini kan program pemerintah. Semua sekolah mulai PAUD, SD, SMP dan seterusnya harus menerapkan Kurikulum Merdeka,” katanya.
Berdasarkan data, kata Eman, PAUD yang ada di Kabupaten Bandung sudah terdaftar di portal, dan hampir 94 persen sudah menerapkan Kurikulum Merdeka.
Sementara itu, Penilik PAUD Kecamatan Margaasih H. Dadang Ruhiat, mengatakan, walau pun sosialisasi Kurikulum Merdeka ini sudah banyak di You Tube, dan diulas sejauhmana keuntungan Kurikulum Merdeka tersebut, tapi tetap pihaknya harus melaksanakan semacam workshop Kurikulum Merdeka.
“Maka kami menawarkan ke HIMPAUDI. Ternyata mereka antusias menyelenggarakannya secara mandiri. Meski di Youtube sudah ada, tapi tetap harus menyelenggarakan workshop. Kalau di Youtube para guru tidak bisa bertanya. Di workshop kan bisa, sehingga para guru tidak waswas takut salah karena bisa bertanya langsung kepada narasumber,” tuturnya.
Dadang juga menyebutkan, di Kelompok Belajar (Kober) atau PAUD, Kurikulum Merdeka itu sebetulnya sudah diimplementasikan. Hanya saja mereka itu tidak tahu kalau itu implementasi dari Kurikulum Merdeka.
“Jadi dengan adanya workshop IKM, para pendidik di PAUD lebih merasa percaya diri, sehingga mereka pun akan mudah dalam mengimplementasikan kurikulum baru tersebut,” pungkas Dadang.
Lily Setiadarma