Ibarat Sudah Jatuh Tertimpa Tangga: Dipecat dari Timnas, Serdy Dipecat Pula oleh Klubnya

Aksi Serdy di lapangan hijau.(Foto:ilustrasi/Tirto-Id)

WARTAPARAHYANGAN.COM

Setelah dipecat Timnas U-19 karena indisipliner, Serdy Efhy Fano akhirnya dipecat pula oleh klubnya, Bhayangkara Solo FC, sedangkan  Mochamad Yudha Febryan asal klub Barita Putra, tidak langsung dipecat namun dipesantrenkan ke salah satu Pondok Pesantren (Pontren) yang ada di Jabar.

Pemecatan Serdy oleh Manajagemen Bhayangkara Solo FC sebagai dampak dipecatnya Serdy oleh PSSI karena indisipliner. Serdy dinilai tidak bisa menjaga nama baik klub, sehingga Bhayangkara Solo FC lebih memilih melepas pemain yang sudah dua kali dipecat PSSI tersebut.

“Semua pemain Bhayangkara Solo FC wajib untuk menjaga attitude dan disiplin tinggi, baik di dalam maupun di luar lapangan. Dan karena Saudara Serdy telah diketahui publik telah melakukan indisipliner, maka kami sudah sepakat melepas pemain itu,” kata Manager Bhayangkara Solo FC, AKBP I Nyoman Yogi Hermawan sebagaimana dilansir laman Bhayangkara Solo FC.

Diakuinya bahwa setiap pemain pasti mengalami suatu kesalahan. Namun kadar dan tingkatannya pasti berbeda. Oleh karena itu, pihak Bhayangkara Solo FC tetap berharap Serdy agar pemain asal Maluku itu bisa menjadi pelajaran yang berharga baginya untuk menatap masa depan yang lebih baik lagi.

“Kami tetap berharap agar Serdy tetap semangat dengan memperbaiki kekurangannya, sehingga ke depan bisa merealisasikan cita-citanya menjadi pemain yang professional yang mampu membawa harum nama bangsa dan Negara,” tutur AKBP I Nyoman Hermawan sambil menambahkan bahwa hak-hak Serdy sebagai pemain tetal dipenuhi.

Berbeda dengan Serdy, nasib M. Yudha Febryan yang juga dipecat PSSI U-19 karena indisipliner, tidak dipecat klubnya Barito Putra. Namun oleh pihak Barita Putra, pemain usia 18 tahun dipesantrenkan di salah satu Pontren yang ada di Jabar dengan harapan bisa memperbaiki diri agar jauh lebih baik lagi.

“Sebagai orang tua, kami tidak memberikan hukuman, namun memberikan pembinaan kepada Yudha dengan cara dipesantrenkan,” kata CEO Barita Putra, Hasnuryadi Sulaiman sebagaimana dilansir dari laman resmi klub.

Selama di pesantren, kata pria yang biasa disapa Hasnur itu, selain dibimbing oleh oleh gurunya di pesatren, Yudha juga tetap menjalani latihan dengan diawasi pelatih yang sudah disiapkan.

Sementara itu, M. Yudha Febryan, menyampaikan permohonan maafnya kepada keluarga besar Barita Putra, kepada kedua orang tua dan semua keluarganya, ke PSSI dan kepada semua warga Negara Indonesia atas kelakuannya yang diakuinya sangat salah.

“Saya mohon maaf kepada semua pihak. Saya berjanji akan aktif mengaji di pesantren dan tetap berlatih dengan penuh keseriusan, karena menjadi pemain professional merupakan obsesi saya sejak lama,” ucap Yudha.

(Rom)