WARTAPARAHYANGAN.COM
SOREANG – Asisten ll Bidang Ekonomi dan Pembangunan (Ekbang) Setda Kabupaten Bandung, Marlan menyebut dari hasil kesepakatan bersama, untuk capaian PT BPR Kerta Raharja tahun 2021 diturunkan karena kondisi pandemi covid-19.
Akibat pandemic, kata H. Marlan, keuntungan yang diraih oleh PT BPR Kerta Raharja Kabupaten Bandung diperkirakan akan menurun.
“Tapi kalau bicara kinerjanya, tidak menurun. Malah diapresiasi oleh OJK. Bahkan beberapa BPR milik Kabupaten/Kota lain diminta untuk diberi bantuan modal oleh kita,” ujar Marlan di Soreang, Kamis (14/1/2021).
Marlan mengatakan, jika dilihat dari kinerjanya PT BPR Kerta Raharja masih sehat, hanya dari sisi keuntungan labanya akan ada penurunan. Ia menyebut, pada pandemi covid-19 ini memang ada beberapa program yang tidak tercapai, di antaranya masalah kredit.
“Kemarin ada terobosan untuk membantu UMKM. Untuk kredit yang pinjamannya 1,5 juta itu di beri bunga tiga persen per tahun. Itu kiat yang diprogramkan oleh PT BPR Kerta Raharja sebagai upaya sesuai anjuran Bupati untuk melakukan percepatan pemulihan ekonomi,” jelas Marlan.
Terkait penurunan keuntungan, lanjut Marlan, sampai saat ini pihaknya belum menghitung karena belum di audit oleh akuntan publik dan mereka juga belum melakukan rapat umum pemegang saham (RUPS).
“Kemungkinan ada penurunan, karena memang waktu rapat terakhir di anggaran juga sama, sudah disampaikan bahwa akan ada penurunan dari sisi dividen bagi pemerintah daerah,” lanjutnya.
Untuk kredit macet, menurutnya jumlahnya tidak terlalu besar, jika dilihat di rencana bisnisnya, perkiraan ada sekitar Rp 5 Milyar. Sedangkan untuk dana penyertaan modal, polanya di ubah yaitu dilakukan dalam lima tahun.
“Nanti setiap tahunnya disesuaikan dengan kondisi keuangan tiap daerah. Kalau untuk tahun sekarang sekitar lima milyaran,” pungkasnya.
Sementara itu, salah satu Direksi Bank Kerta Raharja H. Beni Ubarsyah SE, M.M., membenarkan bahwa dampak dari Covid-19 untuk dunia usaha perbankan sangat terasa sekali.
“Terutama bagi retail banking seperti kami,” ujar Beni saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Kamis (14/1).
Beni mengungkapkan bahwa pendapatan bank Kerta Raharja menurun hampir 40 % di tahun buku 2020. Salah satu faktornya adalah karena adanya relaksasi kredit para debitur BPR Kerta Raharja yang mencapai lebih dari Rp23 milyar.
“Tetapi, kami masih bisa setor PAD sekitar Rp1,8 milyar ke kas daerah. Saat ini sedang proses audit oleh akuntan publik, kita tunggu saja hasilnya,” tutup H. Beni.
Lee