Penyebab Mahal Harga Daging Sapi, Di antaranya Distribusi Sedang Terganggu

Penjual daging sapi di Pasar Soreang, Badung.

WARTAPARAHYANGAN.COM

BANDUNG – Harga daging sapi yang belakangan ini oleh kalangan penjual maupun pembeli disebut mahal, menurut Plt Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Bandung, Marlan, itu terjadi karena kemungkinannya distribusinya sedang terganggu.

“Pasokan kita ini terganggu akibat cuaca, misalnya banjir di jalan. Tapi nanti akan kita cari tahu lagi,” kata H.  Marlan kepada wartawan  di Kantor Disperindag Kabupaten Bandung, Soreang, Kamis (21/1).

“Untuk sapi penggemukan ada di Cikancung, disana emang kosong atau gimana, nanti kita cek,” sambungnya.

Terkait dengan ancaman pedagang daging sapi yang akan melakukan mogok berjualan, kata Marlan, itu adalah haknya para pedagang. Kemudian, Disperindag Kabupaten Bandung tentunya akan mencari akar masalahnya.

“Kalau pun mahal nanti bisa operasi pasar, tapi biasanya daging sapi yang diberikan itu daging beku karena harganya lebih murah. kalau daging beku biasanya impor tapi kualitasnya sama,” tutur Marlan.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung, H. Tisna Umaran mengatakan di Kabupaten Bandung memang tersedia fasilitas hewan.

“Jadi sapi itu relatif, bandar itu lebih banyak memasarkan di daerah Purwakarta, Tasik, dan Tanjung Sari, sementara Bandung ini khusus penjualan domba,” kata Tisna.

Menurut Tisna, kalau terjadi kenaikan harga maka hal tersebut menjadi kesempatan bagi petani untuk mendapatkan keuntungan.

“Kalau misalkan dagingnya, pemerintah punya inisiatifnya daging beku. Beku kan relatif lebih murah, kualitas mah relatif sama. Tapi gimana permintaan,” pungkas Tisna.

Lily Setiadarma