Tiap Hari Tempuh Jarak 6 Kilometer ke Sekolah, 4 Guru Honorer di Sugihmukti Hanya Terima Bayaran Rp400 Ribu Perbulan

Sejumlah Siswa dan guru sedang menyantap hidangan Nasi Liwet yang digelar di halaman SDN Sugih Mukti Desa Sugih Mukti Kecamatan Pasirjambu.

WARTAPARAHYANGAN.COM

BANDUNG  – Kepala SD Negeri Sugihmukti, Dudung S.Pd mengatakan ada empat guru honorer yang mengajar di sekolahnya  yang terletak di Desa Sugihmukti Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung.

“Meski harus menempuh perjalanan dari rumah ke sekolah hingga enam kilometer, para guru honorer itu hanya digaji Rp400 ribu per bulan. Penghasilannya cuma sedikit. Padahal mereka  punya anak punya istri,” ujar Dudung saat ditemui di  Pasirjambu, Minggu (5/12).

Selain jarak, para guru juga mengalami kesulitan karena tidak tersediannya tenaga listrik dan sulitnya sinyal. Biasanya, kata Dudung, untuk penyediaan listrik itu minta ke pihak perkebunan yang ada di sekitar sekolah.

“Enggak ada listrik, sulit sinyal. Listrik paling minta ke kebun kalau mau bekerja sampai malam untuk membuat penilaian akhir semester (PAS) atau penilaian akhir tahun, harus minta ijin agar listrik menyala,” tutur Dudung.

“Paling nyala jam 10 sampai 12 malam, jadi enggak bisa bekerja siang hari karena enggak ada listrik. Percuma ada laptop tapi enggak bisa bekerja,” sambungnya.

Sulitnya sinyal juga membuat para guru kesusahan dalam membuat laporan. Kata Dudung, di sekolah hanya bisa mengirim pesan singkat, itu pun hanya di lokasi tertentu.

“Kirim video susah apalagi kirim data pengerjaan online, jadi dikerjakan di bawah, di kantor korwil atau di rumah baru bisa laporan,” ungkap Dudung. Terkait dengan hal tersebut ia berharap kedepan pemerintah bisa memberikan perhatian khusus terhadap nasib para guru honorer ini dari aspek ekonominya.

Ketua PGRI Kecamatan Pasirjambu H. Ayep Sulaeman S.Pd, (berkacamata), Kepsek SDN Sugih Mukti Dudung, S.Pd, (tengah) foto bersama Taryana S.Pd., guru SDN Sugihmukti Kec. Pasirjambu sebagai Pemenang Lomba Pengabdian Guru SD Tingkat Propinsi Jawa Barat.

Sebanyak 66 siswa di SD Negeri Sugihmukti juga mengalami kendala serupa. Dimana ada siswa yang harus menempuh jarak hingga sembilan kilometer untuk bisa datang ke sekolah. Untuk sampai ke sekolah, siswa biasanya berjalan kaki sepanjang dua sampai tiga kilometer, selanjutnya akan ada mobil pick up, yang merupakan bantuan dari perkebunan, yang akan membawa siswa ke sekolah. Meski demikian, menurut Dudung, siswa tetap memiliki semangat yang tinggi untuk belajar.

“Mobilnya disewa oleh kebun kalau enggak salah 100 hari untuk mengantar siswa setiap hari,” jelas Dudung.

Dikatakan Dudung, salah satu guru ( honor) di SD Negeri Sugihmukti atas nama Taryana S.Pd., memperoleh penghargaan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Taryana sendiri sudah mengabdi sejak tahun 2006.

“Taryana dari rumah ke sekolah itu 6 kilometer setengah jam sampai 1 jam. Enggak menyangka bisa dapat penghargaan tersebut,” pungkas Dudung.

Lily Setiadarma