Papajar, Tradisi Makan Bersama Jelang Ramadhan di Cianjur

BANYAK tradisi yang dilakukan umat Islam di Indonesia dalam menjelang bulan suci Ramadhan.Tetapi tujuannyasama sebagai bentuk rasa syukur atas tibanya bulan suci, yaitu bulan seribu bulan yang penuh dengan ampunan dan magfiroh.

Tradisi dalam menyambut bulan suci ini, di antaranya ada tradisi Munggahan di tatar Sunda, Nyorog di Betawi (Jakarta), Balimau (Padang Sumatera Barat), Meugang (Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Dandangan (Kudus, Jawa Tengah), Megengan (Jawa Timur), dan lainnya.

Di Kabupaten Cianjur, Jabar, tradisi menyambut tibanya bulan suci Ramadhan, yaitu tradisi Papajar yang dapat diartikan menyambut datangnya fajar bulan suci Ramadhan. Tradisi ini, setiap menjelang tibanya bulan suci Ramadhan selalu dilaksanakan oleh sebagian besar warga masyarakat.

Dahulu, karena masih sangat terbatasnya sarana informasi, sebelum tiba bulan suci Ramadhan, warga masyarakat dari daerah pinggiran kota seperti daerah Cugenang, Warungkondang, Ciranjang, Bojongpicung, dan sekitarnya berdatangan ke Alun-alun depan Masjid Agung Cianjur.

Kedatangan mereka, untuk mendengarkan pengumuman dari Penghulu Masjid Agung, kapan pastinya dimulai berpuasa. Biasanya sebelum pengumuman dimulai, mereka ramai-ramai menyantap makanan atau perbekalan seperti nasi timbel yang mereka bawa dari rumahnya masing-masing.

Setelah mendengar pengumuman dari Penghulu Masjid Agung Cianjur, mereka kembali ke rumahnya masing-masing. Esoknya mereka melaksanakan ibadah puasa,”Tetapi sekarang ini, tradisi Papajar sudah jauh menyimpang, “ kata KH, Cepi Djauharudin Imam Besar Masjid Agung Cianjur, yang paling getol mengkritisi tradisi Papajar.

***

SEKARANG ini, dalam melaksanakan Papajar, tidak lagi mengunjungi Alun-alun Cianjur untuk mendegarkan pengumuman kapan dimulainya berpuasa, karena sudah semakin canggihnya sarana informasi atau komunikasi. Melainkan diisi dengan mengunjungi oybek-obyek wisata atau tempat-tempat tertentu, untuk acara suka-suka, makan-makan, dan kegiatan lainnya.

Tidaklah heran, jika seminggu menjelang tibanya bulan suci Ramadhan, obyek-obyek wisata yang ada di seputar Cianjur seperti taman Nasional Cibodas, obyek wisata bahari Cirata, pantai Sindangbarang dan pantai Jayanti Cidaun atau obyek wisata pantai Pelabuhan Ratu, Sukabumi, selalu ramai dikunjungi masyarakat Cianjur yang melaksanakan Papajar.

Pantai Pelabuhan Ratu Sukabumi pun dalam menjelang bulan suci Ramadhan, pengunjungnya didominasi atau sebagian besar warga Cianjur yang melaksanakan Papajar. Mereka datang berombongan dengan menggunakan kendaraan mini bus atau kendaraan bak terbuka.

Tidak sedikit yang memilih  ke obyek-obyek wisata yang  yang ada didaerah Cianjur sendiri seperti ke danau Cirata.
Dalam menyambut bulan suci ini, di Jangari bibir danau Cirata, warga masyarakat selain bersuka-suka dengan acara makan-makan, juga dapat menonton pertunjukkan.

Setiap tibanya waktu Papajar, sering dilaksanakan pertunjukan  dangdut dengan mendatangkan artis-artis terkenal dari ibukota yang menampilkan goyang dangdut yang erotis, bahkan seronok.

***

UNTUK mengembalikan tradisi Papajar lebih bermanfaat dan bermakna LPPI (Lembaga Pengkajian Pengembangan Islam) Kabupaten Cianjur, sejak beberapa tahun terakhir ini, mennyelenggarakan Papajar bersama di  halaman  depan Masjid Agung Cianjur dengan menggelar berbagai kegiatan yang relgius seperti tabligh akbar.

Tetapi dalam pelaksanaannya, masih banyak warga masyarakat yang melakukan Papajar dengan mengunjungi obyek-obyek wisata untuk bersuka-suka dengan acara makan-makan, ketimbang melakukan Papajar bersama di Alun-alun depan Masjid Agung, yang sarat dengan nuasa kegiatan keagamaan.

Papajar kali ini pun, sejumlah obyek wisata seperti di waduk Cirata di betulan Jangari, Kecamatan Mande, sepekan menjelang puasa penuh sesak dengan kunjungan umat Islam yang melakukan Papajar. –– mam