WartaParahyangan.com
INDRAMAYU – Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Jawa Barat, Tubagus Ace Hasan Syadzily, mengajak kader Golkar untuk memperkuat ideologi karya kekaryaan atau yang dalam bahasa agama sebagai amal soleh. Yakni sebuah prinsip berpartai yang lebih mengedepankan karya dan kekaryaan agar bisa berperan menjadi sebaik-baik umat yang bermanfaat bagi manusia lainnya.
“Partai itu adalah sistem dari masyarakat modern. Karena itu setiap orang berhak untuk mendirikan partai, tetapi harus jelas ideologi yang diperjuangkannya. Nah Partai Golkar, bapak ibu jelas ideologi perjuangannya, yaitu karya kekaryaan. Kalau dalam bahasa agamanya dikenal dengan istilah amal soleh,” kata Tubagus Ace Hasan Syadzily atau biasa disapa Kang Ace saat memberikan sambutan pada Safari Ramadhan Partai Golkar Jawa Barat di Ponpes Cadangpinggan Kabupaten Indramayu yang diasuh KH. Abdul Syakur Yasin, MA, atau lebih dikenal sebagai Buya Syakur, Jumat (14/3/2023).
Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI itu menegaskan, Partai Golkar bukan partai agama apalagi partai yang menjual agama. Tidak juga menjual simbol ajaran agama sekedar untuk mendapat raihan dukungan politik sesaat.
“Ideologi Partai Golkar adalah bekerja demi kemaslahatan masyarakat, negara dan bangsanya. Karena itu kader Golkar harus betul-betul bisa menjalankan dan membuktikan karya-karyanya di depan masyarakat,” ujarnya.
Turut hadir dalam kegiatan Safari Ramadhan Partai Golkar tersebut, antara lain Ketua Harian DPD Partai Golkar Jawa Barat, Daniel Mutaqien beserta pengurus DPD Partai Golkar Jabar lainnya, Ketua DPD Partai Golkar Indramayu, Syaefudin serta anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, Hilal Himawan dan seluruh anggota Fraksi Partai Golkar Kabupateb Indramayu.
Kang Ace yang didampingi isteri tercinta yang juga Ketua Ikatan Isteri Partai Golkar (IIPG) DPD Jabar, Hj. Rita Fitria Ace Hasan Syadzily, mengaku bangga Partai Golkar bisa diterima di Pondok Pesantren Cadangpinggan karena selama ini Buya Syakur selaku pengasuh pondok pesantren dikenal sebagai ulama yang luas ilmu keagamaanya.
“Pikiran-pikiran serta gagasan Buya ini dikenal sangat menyejukkan bagi keutuhan bangsa dan negara yang kita cintai. Pandangan-pandangannya selalu relevan dengan pandangan Partai Golkar,” sebutnya.
Ia menyebutkan beberapa gagasan Buya Syakur yang disampaikannya di media sosial maupun saat mengajar kepada para santrinya selalu menunjukkan betapa Islam memang rahmatan lil alamin (rahmat bagi seluruh alam). Islam merupakan agama yang memberikan rahmah (kasih sayang) sehingga menjadi obor dan pedoman bagi umat manusia, bukan hanya untuk umat Islam itu sendiri, tetapi juga bagi seluruh alam semesta.
“Tentu pandangan keagamaan Buya Syakur ini patut ditiru patut kita jadikan sebagai pedoman. Karena orisinalitas dari pandangan-pandangan keagamaannya yang luar biasa,” kata Kang Ace seraya menyebut beberapa tokoh ulama seperti Prof. Quraish Shihab, almarhum KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dan Prof. Nurcholis Madjid memiliki pandangan yang sama dengan Buya Syakur.
Tidak hanya itu, Kang Ace juga melihat Buya Syakur sebagai ulama yang berada dan hadir di tengah-tengah masyarakat. “Beliau adalah seorang ulama. Tidak hanya di perguruan tinggi, tidak hanya di pesantren, tetapi kalau dalam bahasa kerennya adalah ulama yang ‘down to earth’ atau membumi.
Buya Dukung Golkar
Namun demikian dibalik itu semua, kata Kang Ace, yang paling membuatnya merasa sangat berbahagia dan gembira ternyata ulama kharismatik yang sudah melanglang buana di sejumlah negara Islam itu ternyata adalah pendukung Partai Golkar.
“Saya sungguh sangat bergembira. Ternyata Buya Syakur ini juga salah satu pendukung Golkar di Indramayu. Ya saya tadi mendapatkan cerita dari mas Daniel (Ketua Harian DPD Partai Golkar Jabar Daniel Muttaqien) beliau ini insyaallah masih konsisten di Partai Golkar, masih tercatat sebagai Dewan Pertimbangan Partai Golkar Kabupaten Indramayu,” ungkapnya.
Disebutkan Kang Ace, keterlibatan Buya Syakur dan ulama-ulama lain di Partai Golkar bukan semata-mata untuk mendapatkan dukungan suara. Namun yang terpenting adalah terkait dengan pandangan keagamaannya. Karena memiliki kesamaan dengan pandangan keagamaan Partai Golkar.
Dihadapan sekitar 500 jamaah yang hadir, Kang Ace juga sempat meminta do’a dari para ulama, ustadz dan santri yang hadir agar dalam menghadapi Pemilu 2024, Partai Golkar bisa mendapat kemenangan dan kesuksesan.
“Kita sekarang ini masuk Ramadhan terakhir menuju 2024. Mudah mudahan Partai Golkar kembali merebut kemenangan,” pinta Kang Ace dan diaminkan seluruh hadirin.
Terpisah Pengasuh Pondok Pesantren Cadangpinggan, KH. Abdul Syakur Yasin atau Buya Syakur mengatakan diperlukan tafsir kekinian dalam memahami Al-Qur’an supaya umat tidak terjebak kepada pemahaman yang sempit dan kaku.
“Para ulama dulu ketika menafsirkan Al-Quran, menyusun fikih itu belum didukung dengan science and technology. Belum ada kemajuan ilmu pengetahuan, belum ada linguistik, belum ada morfologi, belum ada terminologi, belum ada sintaksis, ilmu sorof juga masih belum berkembang, jadi masih sangat sederhana sekali sehingga sering menimbulkan eksklusivisme,” kata Buya Syakur seraya mengajak hadirin untuk berpikir terbuka dan maju.
Buya Syakur juga mengingantkan melawan radikalisme agama dan membangun cara pandang keagamaan yang toleran dan terbuka tidak cukup dengan ceramah.
“Tidak cukup dengan kehadiran BNPT tidak cukup dengan Densus 88. Tidak cukup dengan kata-kata, tapi juga DPR berkewajiban mendorong pemerintah untuk membuat kurikulum pendidikan agama yang lebih berpihak pada nilai-nilai kemanusiaan universal, adil, toleran dan terbuka,” katanya.
Asep R. Rasyid