Obyek Wisata Kawah Rengganis Simpan Sejarah Penting, Sayang Kondisinya Kini Tampak Kumuh

Gapura pintu masuk ke Kawah Rengganis, di Desa Patengan, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, yang disebut-sebut menyimpan sejarah penting para leluhur Sunda.

WartaParahyangan.com

BANDUNG – Tak banyak yang tahu kalau Obyek Wisata Kawah Rengganis menyimpan sejarah penting. Para sesepuh Sunda konon pernah mengadakan pertemuan untuk membahas soal kehidupan dan agama di tempat itu.

Kawah Rengganis menjadi saksi bisu pertemuan para leluhur Sunda sejak ratusan tahun lalu. Konon, salah satu leluhur yang disebut sebagai Uyut Saratus Bojol Tilu itu kerap melakukan pertemuan rutin. Persoalan agama dan masalah kehidupan merupakan salah satu pembicaraannya.

“Kawasan Kawah Rengganis dulunya merupakan salah satu bale paguneman (tempat pertemuan) Uyut Saratus Bojol Tilu, konon setiap tempat memiliki karomah (kehormatan) seperti di Gunung Sanggabuana, Galunggung, Glambir, dan salah satunya di kaki Gunung Sepuh ini,” ujar juru Kunci (Kuncen) Situs Kawah Rengganis, Asep, saat ditemui di Rancabali, Minggu (23/4/2023).

Tempat bersejarah yang dikeramatkan oleh masyarakat Sunda tersebut, berada di perkebunan PTPN VIII, Desa Patengan, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, sekarang dikelola oleh Glamping Lakeside Rancabali.

Tapi sangat disayangkan, obyek wisata yang memiliki nilai sejarah itu kondisinya kini terkesan tak terurus. Ini terlihat saat wartawan berkunjung ke situs tersebut pada hari kedua setelah hari raya Idul Fitri 1444 H, keberadaan sekitar situs tampak kumuh, bahkan dengan bebasnya pengunjung bisa hilir mudik untuk melihat situasi atau tempat yang dulu menjadi keramat tersebut.

Kurangnya pemeliharaan dari pengelola wisata menjadikan tempat tersebut kotor dan jika tidak cepat ditangani oleh pemerintah atau instansi terkait dikawatirkan situs tersebut akan punah.

Salah satu lokasi yang ada di Obyek Wisata Kawah Rengganis, tampak para pengunjung sedang melihat keberadaan sawah tersebut.

“Kami prihatin dengan keadaan situs saat ini, padahal tempat tersebut merupakan tempat yang bersejarah dan dikeramatkan oleh masyarakat Sunda,” ujar Asep.

“Sebelum dikelola oleh Glamping Lakeside Rancabali, keadaan sekitar situs terawat dengan baik, karena kami melibatkan masyarakat serta pengunjung untuk bersama-sama menjaga kebersihan dan menghormati peninggalan para leluhur Sunda,” sambung Asep.

Menurut Asep, Situs Kawah Rengganis sangat disakralkan oleh masyarakat Sunda, sehingga tidak sembarang orang bisa masuk ke area situs, berbeda dengan sekarang semua orang bisa masuk.

“Kami hanya sebagai juru kunci sesuai SK, sedangkan untuk mengelola Situs Kawah Rengganis belum ada komitmen secara tertulis dari pengelola wisata Glamping Lakeside Rancabali,” katanya.

Sementara itu, Pengelola Rengganis Suspension Bridge Rengganis Gun Gun Gunawan saat akan dikonfirmasi melalui sambungan telepon selularnya, Minggu (23/4/2023), hingga berita ini diturunkan belum bisa dihubungi.

Lily Setiadarma