Bantuan Untuk MI Harus Disamakan Seperti SDN

SUKABUMI, Parahyangan
Bantuan untuk Madrasah Ibtidaiyah (MI) sepatutnya disamakan atau disetarakan seperti untuk Sekolah Dasar Negeri (SDN). Karena MI di bawah naungan Kementrian Agama, yang nota bene sejajar dengan kementria Pendidikan Nasional. Demikian diharapkan Anwarudin, Sag. Kepala MI Bojong Galing Kec. Parakan Salak.

Pendidikan di MI kata Anwar, lebih menitik beratkan kepada pendidikan agama. Karena Agama adalah salah satu hal yang wajib kita terapkan kepada seluruh calon generasi penurus. Dengan tertanam nya ke imanan dalam diri seseorang maka diri kita akan jauh dari sipat sipat dan perbuatan tercela, tentu nya tidak ada lagi perbuatan yang merugikan baik diri sendiri, oranglain,dan Negara.

“Kami berharap agar segala sarana dan prasarana di MI harus sama seperti di SDN. “katanya.
Lokasi MI yang dipimpin Anwar berada di perbatasan kecamatan Parakansalak dan kecamatan Bojonggenteng perlu bantuan dari pemerintah. Karena saat ini sarana yang ada hanya memiliki 6 ruangan ( 1 ruang guru+perpustakaan dan 5 ruang belajar), jumlah siswanya 195 orang, dan 9 pengajar ( 1 PNS), ruang belajar untuk murid masih kurang 1 ruang kelas sehingga ada 2 kelas di satu ruangkan (kelas 1 dan kelas 2). Selain itu, MI ini pun dari pagi sampai sore tidak berhenti aktifitas, pagi di isi murid MI dan siang murid Madrasah Diniyah.

Dipaparkan Anwar, dengan kondisi bangunan MI yang jarang di sentuh bantuan pembangunan, efek nya sebagian masyarakat kurang percaya kepada sekolah agama. Apalagi untuk pembangunan mereka sudah tidak mau tahu untuk biaya pembangunan, Karna masyarakat berpedoman pada program pemerintah wajib belajar 9 tahun GRATIS.

“Hingga akhir nya kami ber upaya ingin memperbaiki bangunan sekolah. Proposal sudah sering kami kirim namun belum ada respons sampai saat ini, sehingga kami sedikit demi sedikit memperbaiki bangunan dari dana yang ada, kan gak mungkin anak bisa belajar sementara genting bocor, dan kalau sekolah sudah ambruk kami sudah angkat tangan tidak mampu memperbaikinya, apakah akan menunggu bangunan ambruk baru ada perbaikan? Kami sangat berharap kepada dinas terkait tolong bantu kami, tinjau lah ke adaan di lapangan seperti apa ruangan belajar para murid. “pintanya. ( Heri )