WartaParahyangan.com
CIANJUR – Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Cianjur kembali menggelar kegiatan “Dinsos Cianjur Peduli Sosial” berupa sosialisasi penanganan bagi penyandang disabilitas, anak terlantar dan lansia terlantar.
Selain itu, 8 LKS diberi bantuan, salah satunya Societa Indonesia, untuk mensosialisasikan dan menginformasikan program yang ada, serta layanan sosial lainnya yang ada di Dinsos Cianjur.
Gerakan Peduli Sosial tersebut menyasar anak dan keluarga yang rentan menjadi ABH (Anak Berhubungan dengan Hukum) anak terlantar, dhuafa, program rehabilitasi sosial dasar bagi penyandang disabilitas. Program ini di luar panti sosial yang diundang adalah anak yang berhadapan dengan hukum, yang berada di wilayah Societa, tepatnya di Desa Sukaratu, Kecamatan Gekbrong.
“Program tersebut melibatkan 8 LKS, yakni LKS Al Hajj, LKS Al Madinah, LKD Societa Indonesia, LKS Asshobaniyah, LKS Rumah Ceria Repek, LKS Pondok Nurani Kemanusiaan, LKS Pulih Jiwa dan SLB Cahaya Gemilang Pertiwi.
“Program itu dilaksanakan dari 17 juli – 21 juli 2023 di semua LKS yang diberi bantuan Dinsos Cianjur,” tutur Kabid Yanrehsos Dinas Sosial Kabupaten Cianjur, Dewi Pudjiati, S.IP, MM., disela-sela acara Dinsos Cianjur Peduli Sosial, Kamis (20/7/2023).
Dewi Pudjiati mengatakan, sasarannya memang anak-anak ABH yang tiap tahunnya meningkat. Hal ini disebabkan pengasuhan orang tua, dan perkembangan IT.
“Jadi, penanganan kasus ini tidak hanya oleh keluarga tapi juga dilakukan pemerintah, lembaga swasta dan lembaga masyarakat lainnya. Kegiatan ini termasuk dari bagian pencegahan,” terang Dewi.
Sementara itu, Manager Societa Indonesia, Herawati, mengatakan, pertama yang ditangani adalah anak yang berhadapan dengan hukum (ABH) yang rata-rata anak korban minuman keras, serta rehabilitasi terhadap pengguna narkoba.
“Societa Indonesia sudah secara sosial membantu ratusan anak-anak serta orang lanjut usia,” ungkap Herawati.
Disebutkan oleh Herawati bahwa melalui wadah Societa Indonesia ini pihaknya berkiprah dan kerja sama dengan Polres setempat untuk penanganan ABH titipan Polres. Kemudian merawat ABH sampai bisa bersosialisasi dengan lingkungannya.
“Di samping secara langsung menangani ABH kasus Nafza, disabilitas, lansia, perempuan rawan sosial ekonomi, dan anak jalanan (anjal), kami juga melibatkan masyarakat sekitarnya yang peduli terhadap masalah yang ditangani Societa,” jelasnya.
Pihak Societa Indonesia dalam mengobati para pasiennya baik anak-anak maupun lansia dilakukan dengan 3 cara. Pertama self care perawatan diri/bertanggung jawab kepada dirinya sendiri, kedua domestik care yaitu membina cara kepedulian di luar rumah, dan yang ketiga adalah sosial care seperti belajar bersatu dengan masyarakat, dan bergotong royong melakukan aksi-aksi sosial lainnya,” tutur Herawati.
Dalam melaksanakan kegiatannya, Societa Indonesia dibantu staff dari Kemensos 2 orang dan Pemdes Sukaratu Gekbrong, donatur, dan sejumlah warga masyarakat.
“Alhamdulillah, dan seandainya ada lagi pihak luar yg mau membantu, sangat ditunggu kehadirannya,” kata Herawati dengan senyum ramahnya.
Deden Sukmayadi