Pemandian Air Panas Ciwalini Alami Penurunan Debit Air, Tapi Kunjungan Wisatawan Relatif Normal

Para pengunjung sedang berenang di Objek Wisata Pemandian Air Panas Walini di Desa Patengan, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, Minggu (3/9/2023). Foto Lily Setiadarma

WartaParahyangan.com

BANDUNG – Akibat musim kemarau, sejumlah obyek wisata pemandian air panas di wilayah Bandung selatan mengalami penurunan debit airnya. Salah satunya, Obyekk Wisata Ciwalini di Desa Patengan, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung.

Dampak dari musim kemarau yang tengah berlangsung saat ini, debit air yang mengalir ke kolam pemandian air panas Ciwalini, yang berasal dari Gunung Patuha, mengalami penurunan hingga 40 persen.

Namun begitu, sejauh ini kunjungan wisatawan ke Obyek Wisata Ciwalini masih relatif normal. Kalau pun ada penurunan pengunjung, khususnya dibulan Agustus, bukan karena adanya penurunan debit air di pemandian air panas tersebut, namun karena dibulan Agustus banyak kegiatan hiburan di tengah masyarakat dalam rangka memeriahkan Hari Kemerdekaan RI ke-78.

Kepala Unit Objek Wisata Pemandian Air Panas Ciwalini, H. Uus Suryana, mengakui musim kemarau saat ini berdampak pada penurunan debit air di Objek Wisata Walini hingga 40 persen.

“Memang ada penurunan debit air panas sebagai dampak musim kemarau. Tapi kami berusaha semaksimal mungkin untuk mengelola pemandian air panas ini agar pengunjung tetap merasa nyaman merasakan hangatnya air di pemandian ini,” ujar Uus saat ditemui di Obyek Wisata Ciwalini, Minggu (3/9/2023).

Menurut Uus, wisatawan yang berkunjung ke obyek wisata tersebut umumnya untuk menikmati wahana kolam renang, terapi ikan, dan kamar berendam keluarga.

Wahana-wahana tersebut, kata Uus, dirawat sebaik mungkin, baik kebersihannya maupun kenyamanannya. “Ini untuk mempertahankan jumlah kunjungan wisatawan,” ujar Uus yang berharap pihak menejemen dapat menambah wahana lainnya agar Obyek Wisata Walini bisa lebih menarik kunjungan wisatawan.

“Agar tidak monoton, di obyek wisata ini saya kira perlu segera dibuatkan water park. Jadi ada daya tarik untuk wisatawan yang datang ke Walini,” katanya.

Penambahan wahana baru itu tampaknya memang perlu mengingat persaingan wisata saat ini terbilang ketat seiring menjamurnya destinasi wisata baru di wilayah Bandung selatan.

Wahana Kebun Stroberi (Dusun Stroberi), salah satu wahana yang ada di Objek Wisata Walini. Pengunjung yang datang bisa memetik langsung buah stroberi dari kebun dan bisa menikmati sejuknya udara pegunungan. Foto Lily Setiadarma

“Beda dengan dulu, hanya ada Obyek Wisata Patengan, Walini, Cimanggu dan objek wisata Kawah Putih. Sekarang sudah lebih 12 objek wisata yang ada di selatan Bandung ini,” ungkap Uus.

Dusun Stroberi Walini

Uus juga menyebutkan, dampak musim kemarau juga dialami Obyek Wisata Dusun Stroberi Walini, yang berada di dekat wisata Pemandian Air Panas Walini.

“Untuk pemeliharaan kebun stroberi ini perlu perawatan dan penyiraman, sedangkan sumber airnya sudah mulai kering, sehingga berdampak pada hasil panen stroberi yang biasanya per 2 hari sekali panen menghasilkan 100 kg, sekarang hanya mencapai 60 kg dan ini berdampak pada pengunjung yang datang untuk memetik stroberi,” paparnya.

Uus berharap musim kemarau panjang ini cepat berlalu dan kunjungan wisata ke Bandung selatan khususnya ke Objek Wisata Walini dan Dusum Stroberi meningkat lagi.

Lily Setiadarma