WartaParahyangan.com
CIANJUR – Sempat viral di media sosial, pembangunan rumah korban bencana gempa bumi di Desa Cibulakan, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, yakni milik Mak Imas Kurniasih (75) terkatung-katung karena ditinggalkan oleh pemborong pelaksananya, sehingga Mak Imas hingga kini masih tinggal di tenda darurat.
Sedangkan dana untuk membangun kembali rumah yang hancur akibat gempa bumi itu, merupakan bantuan pemerintah. Mak Imas menerima bantuan dana stimulan katagori rumah rusak berat. Kemudian melalui kontrak, Mak Imas yang sudah renta itu menyerahkan pelaksanaan pembangunan rumahnya kepada pihak ketiga (aplikator/pemborong).
Tapi ternyata pihak pemborong pelaksana tidak menyelesaikan pembangunan rumah tersebut. Hal inilah yang kemudian menjadi perbincangan setelah kondisi rumah Mak Imas yang belum selesai dibangun itu muncul melalui tayangan video di media sosial, hingga akhirnya Bupati Cianjur H. Herman Suherman turun tangan menyelesaikan kasus tersebut.
“Saya langsung turun ke lapangan mengunjungi rumah Ibu Imas yang masih tinggal di tenda darurat dan melihat langsung rumahnya yang belum selesai,” ujar Herman saat mengunjungi Mak Imas di Cibulakan, Cugenang, Selasa (12/9/2023).
Bupati pun memanggil semua pihak terkait dari mulai BPBD, Kepala Desa dan pengurus RW dan RT, hingga PT Riksa selaku vendor utama yang menyediakan jasa pembangunan RTG (Rumah Tahan Gempa) bila warga penyintas yang rumahnya rusak tidak sanggup membangun sendiri rumahnya.
Dari pertemuan dengan para pihak terkait, PT Riksa berjanji akan menyelesaikan pembangunan RTG milik Mak Imas yang ditinggalkan pelaksana sebelumnya.
“Saya minta dalam satu minggu rumah Ibu Imas ini sudah selesai dibangun, dan Selasa depan saya akan datang lagi ke sini untuk mengecek apakah pembangunan rumah Ibu Imas sudah selesai,” kata Herman.
Dia juga menyebutkan, kerusakan rumah warga pasca gempa November 2022 lalu mencapai sekitar 80 ribu rumah dengan beragam katagori kerusakan di 16 kecamatan di Kabupaten Cianjur, yang saat ini sebagian besar sudah selesai dibangun di tahap 1, 2 dan 3.
“Saya juga minta kepada warga penyintas yang mendapat bantuan stimulan untuk membangun kembali rumahnya, apabila pelaksanaan pembangunannya menggunakan pihak ketiga atau aplikator, agar berhati-hati jangan langsung tandatangani kontrak. Teliti dulu bagaimana track record aplikator tersebut,” harap Bupati.
“Apabila ada kejadian serupa, silahkan laporkan dan kita akan tindaklanjuti sampai dengan selesai,” sambungnya.
Asep R. Rasyid