WartaParahyangan.com
BANDUNG – Sungguh miris melihat keadaan gedung SMPN 1 Rancabali, Kabupaten Bandung, yang di sana sini banyak kerusakan akibat tak adanya pemeliharaan, dan itu sudah berlangsung bertahun-tahun lamanya.
Lalu, digunakan untuk apa dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang diterima SMPN tersebut selama bertahun-tahun lalu? Bukankah dari dana BOS itu ada alokasi 20 persen untuk pemeliharaan gedung sekolah?
Sebab terkesan alokasi pemeliharaan dari dana BOS yang diterima SMPN itu kurang diterapkan dengan semestinya, dan hal ini juga memunculkan dugaan kuat lemahnya pengawasan dari dinas terkait.
Kepala SMPN 1 Rancabali, Nazmudin, S.Pd., yang baru sekitar tiga bulan menjadi kepala SMPN tersebut mengatakan, kerusakan sejumlah ruang belajar di SMPN 1 Rancabali disebabkan selama ini belum tersentuh rehab.
Menurut Nazmudin, saat dirinya ditugaskan menjadi kepala SMPN 1 Rancabali, kondisi sejumlah ruang kelasnya memang banyak yang rusak. “Ada 8 ruang kelas yang harus diperbaiki,” katanya kepada Wartaparahyangan.com ketika ditemui di SMPN 1 Rancabali, Senin (2/10/2023).
Nazmudin menyebutkan, dari 8 ruang kelas yang perlu diperbaiki itu, 3 ruang kelas di antaranya retak-retak, lantai keramiknya sebagian sudah tidak ada. Sedangkan ruang kelas yang lainnya, sudah rusak kusen-kusennya.
Juga kerusakan di bagian koridor, kata Nazmudin, terbilang parah. Belum lagi kondisi lapangan sekolah, yang setiap hari digunakan untuk aktifitas siswa, sudah banyak berlubang dan membahayakan siswa. Benteng pagar sekolah pun sebagian ada yang jebol.
Selama menjadi kepala SMPN tersebut, dalam tiga bulan ini ada ruang kelas yang kusen jendela dan pintunya rusak, sudah diperbaiki dengan menghabiskan dana Rp17 juta, memanfaatkan dana BOS alokasi pemeliharaan.
“Juga lapangan sekolah yang rusak, sudah diperbaiki. Semula ditaksir cukup Rp20 juta. Tapi pada kenyataannya perbaikan lapangan sekolah yang digunakan siswa setiap hari itu menghabiskan dana lebih dari Rp20 juta,” ungkapnya.
Perbaikan selanjutnya, kata Nazmudin, akan memprioritaskan perbaikan koridor yang bocor, yang kondisinya sudah rusak berat dan jika hujan turun, mengakibatkan banjir masuk ke ruang kelas 9.
“Sedangkan untuk memperbaiki ruang-ruang kelas yang rusak lainnya, termasuk pengecatan dinding gedung, akan diupayakan tahun depan, karena saat ini tak ada dananya,” ujar Nazmudin.
Dia juga mengatakan, semua kerusakan yang terjadi di SMPN 1 Rancabali itu akibat kurangnya pemeliharaan. Karena kalau dipelihara secara bertahap, mungkin kerusakannya tidak akan terlalu parah.
“Jadi, masih banyak PR yang harus kami kerjakan. InsyaAllah di 2024 kami akan memperbaikinya secara bertahap. Yang jelas, kami ingin menjadikan SMPN 1 Rancabali lebih baik agar para siswa merasa nyaman belajar,” katanya.
Lily Setiadarma