Resmikan Gedung PLUT Kabupaten Bandung, Menkop UKM: Pelaku UMKM Harus Mampu Bersaing dengan Industri

Menkop UKM Teten Masduki didampingi Pj. Gubernur Jabar Bey Machmudin dan Bupati Bandung Dadang Supriatna saat meresmikan Gedung PLUT Kabupaten Bandung, Soreang, Kabupaten Bandung, Senin (23/10/2023).

WartaParahyangan.com

BANDUNG – Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) RI, Teten Masduki meresmikan Gedung Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) Kabupaten Bandung, Jalan Al Fathu, Soreang, Kabupaten Bandung, Senin (23/10/2023).

Turut hadir dalam peresmian itu, Pj. Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin, Bupati Bandung Dadang Supriatna, Forkopimda Kabupaten Bandung, Sekda Kabupaten Bandung Cakra Amiyana, para kepala OPD, para camat dari 31 kecamatan dan para pengurus koperasi dan pelaku UMKM dari seluruh wilayah Kabupaten Bandung.

Menurut Menkop UKM, PLUT Kabupaten Bandung sengaja dibangun untuk memberikan berbagai layanan seperti pendampingan usaha, pelatihan dan pengembangan keterampilan, akses ke modal usaha, konsultasi bisnis, pemasaran produk, serta informasi dan pengetahuan terkait dunia usaha.

Selain itu, kata Teten, PLUT juga menyediakan layanan pendampingan usaha yang inklusif dan pemberdayaan lainnya kepada koperasi, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta para wirausaha secara komprehensif dan terpadu.

“Tujuan utama dari PLUT ini adalah untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas produksi UKM agar memiliki daya saing global dan meningkatkan kapasitas usaha agar usaha mereka ini tidak mikro terus, namun nantinya bisa masuk ke level industri,” katanya.

Teten juga mengungkapkan, saat ini pemerintah tengah menyiapkan evolusi bisnis UKM dan koperasi. Dengan pendampingan yang baik, pemerintah berharap para pelaku UMKM maupun koperasi bisa memiliki daya saing globa, sehingga dengan sendirinya kapasitas usaha mereka juga akan meningkat.

Ia membayangkan produk para pelaku UKM Kabupaten Bandung dan Jawa Barat bisa setara dan bersaing global dengan produk kerajinan asal Firenze, Italia.

Teten mengaku optimistis bisa mewujudkan mimpinya tersebut asal para pelaku usaha siap diarahkan dan membuat produk yang memiliki nilai tambah dan berdaya saing global.

“Jangan lagi para pelaku usaha ini memproduksi barang yang seragam atau memproduksi produk yang tidak berkualitas dan tidak punya daya saing. Tapi pelaku usaha itu harus memproduksi produk yang berdaya saing global supaya UMKM kita bisa bertarung dengan industri,” tutur Teten.

Menteri berdarah Sunda itu berharap para pelaku usaha terutama UMKM dan Koperasi di Kabupaten Bandung mendapatkan pendampingan intens dari Pemkab Bandung agar kapasitas usaha mereka nantinya bisa terus berkembang menuju skala industri.

Teten bahkan secara khusus meminta Bupati Bandung Dadang Supriatna untuk “mengawal dan membesarkan” para pelaku usaha dari lahir hingga menjadi besar dan berevolusi dari produksi rumahan ke skala industri. Cara yang paling efektif, kata Teten, adalah dengan metode inkubasi bisnis.

“Pendekatannya harus inkubasi. Ibaratnya, pilih telur yang terbaik dan dijaga sampai menetas. Setelah menetas kasih makan dan dibesarkan. Hanya dengan cara itu, kita bisa melahirkan pelaku usaha handal. Jangan biarkan pelaku UMKM ini berjalan sendiri tanpa pilot,” ungkapnya.

Artinya, lanjut Teten, dengan adanya PLUT tersebut, para pelaku UMKM maupun Koperasi sejak awal akan dibimbing dan diarahkan untuk menggeluti bidang usaha tertentu melalui program inkubasi disesuaikan dengan sumber daya alam atau kekhasan daerah masing-masing.

“Saya optimistis dengan pendampingan dan inkubasi yang baik melalui PLUT ini, para pelaku usaha ini akan mampu meningkatkan kapasitas usaha mereka. Dari mikro mereka akan berkembang dan bersaing secara global. Hanya dengan cara itu kesejahteraan masyarakat bisa kita bangun,” kata Menkop UMKM.

Terlebih, kata dia, pemerintah pusat menargetkan lahirnya satu juta wirausahawan baru yang mayoritas ditargetkan lahir dari bidang UMKM. Sebab UMKM ini mampu menyerap banyak lapangan kerja sehingga diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Hal itu pun didukung oleh kebijakan pemerintah pusat yang mendorong hilirisasi hasil sumber daya alam nasional. Artinya, Indonesia tidak boleh lagi mengekspor barang mentah atau sumber daya alam yang belum diolah.

Kebijakan hilirisasi ini, kata Teten, tentu menjadi peluang besar bagi para pelaku UMKM maupun koperasi untuk mengambil peran dan kesempatan ini untuk meningkatkan kapasitas usaha para pelaku UMKM.

“Program hilirisasi ini bukan hanya melibatkan usaha besar, namun juga saya minta ke Presiden Jokowi agar melibatkan UMKM dan Koperasi. Pelaku usaha bisa masuk ke semua sektor, tidak hanya pertambangan,” ujarnya.

Pada kesempatan tersebut Menkop UKM Teten Masduki dan Pj Gubernur Jabar Bey Machmudin mengapresiasi dan memuji keberhasilan Bupati Bandung Dadang Supriatna dalam membangun dan mengoptimalkan fungsi gedung PLUT Kabupaten Bandung.

Meski baru saja diresmikan, PLUT Kabupaten Bandung sudah mampu melahirkan 13 bidang usaha unggulan hasil inkubasi bisnis yang ketat. Ia berharap keberhasilan tersebut dapat dicontoh oleh daerah lainnya di Indonesia.

Gedung PLUT Kabupaten Bandung, Soreang, Kabupaten Bandung. Foto Lily Setiadarma

“Ini akan menjadi contoh keberhasilan dan menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk mengadopsi konsep PLUT ini. Saya berharap Kabupaten/Kota lain bisa mereplikasi keberhasil Kabupaten Bandung ini,” tambah Pj Gubernur Jabar, Bey Machmudin.

Sementara itu, Bupati Bandung Dadang Supriatna mengaku sangat berterima kasih atas bantuan hibah Dana Alokasi Khusus (DAK) Kemenkop dan UKM sehingga Pemkab Bandung bisa memiliki gedung PLUT megah yang berdiri di atas tanah seluas 5.568 m2 tersebut.

Menurut Bupati, PLUT Kabupaten Bandung adalah salah satu Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) yang berada di bawah naungan Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Kabupaten Bandung.

“Meski baru diresmikan, PLUT ini telah melahirkan beberapa bidang usaha yang berkembang pesat hasil dari program inkubasi bisnis,” kata Dadang juga Ketua DPC PKB Kabupaten Bandung itu.

Selain mengelola konsultasi bisnis, pendampingan usaha, pelatihan manajerial, standarisasi produk, dan tempat promosi dan pemasaran produk, kata Dadang, pihaknya juga memaksimalkan fungsi PLUT ini dengan melakukan kerja sama dengan berbagai stakeholder dan perguruan tinggi untuk meningkatkan kualitas pendampingan usaha.

“Melalui pendampingan dan inkubasi bisnis yang kami lakukan, alhamdulillah PLUT ini telah melahirkan 13 usaha berdaya saing tinggi dengan transaksi sudah mencapai lebih dari Rp6,65 miliar,” ungkapnya.

Dadang optimistis PLUT ke depan akan mampu melahirkan para pelaku usaha sukses sekaligus mendukung terwujudnya misi Kabupaten Bandung yang pertama yakni meningkatkan daya saing daerah.

“Saya juga men-support para pelaku usaha ini, karena terus terang saja, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bandung yang tinggi mencapai 5,32 persen, salah satunya adalah kontribusi dari para pelaku usaha UMKM dan para petani di Kabupaten Bandung,” katanya.

Lily Setiadarma