Libatkan Generasi Muda Petani, Pemkab Bandung Jaga Ketahanan Pangan untuk Kesejahteraan Masyarakat

Bupati Bandung Dadang Supriatna saat menerima audensi Dandim 0624/Kabupaten Bandung Letkol Inf Hamzah Budi Susanto dan Unpad di Ruang Rapat Bupati Bandung di Soreang, Rabu (25/10/2023).

WartaParahyangan.com

BANDUNG – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung terus berusaha menjaga ketahanan pangan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat.

Sebagai upaya menjaga ketahanan pangan, Bupati Bandung Dadang Supriatna berusaha untuk mengusulkan agar membentuk generasi muda petani di Kabupaten Bandung.

“Dalam menjaga ketahanan pangan, saya mengusulkan untuk menambah generasi muda petani, karena generasi muda harus dilibatkan, sehingga ada regenerasi dalam pertanian di Kabupaten Bandung. Kalau ini dilakukan, Unpad (Universitas Padjadjaran) dengan Babinsa (Bintara Pembina Desa) TNI akan lebih sinergi dan sukses,” kata Dadang Supriatna.

Hal itu disampaikan Dadang saat menerima audensi Dandim 0624/Kabupaten Bandung Letkol Inf Hamzah Budi Susanto dan Unpad di Ruang Rapat Bupati Bandung di Soreang, Rabu (25/10/2023).

Untuk menciptakan generasi muda petani ini, Bupati Bandung menginstruksikan Dinas Pertanian Kabupaten Bandung untuk melaksanakan kerja sama dengan Unpad.

“Saya instruksikan Distan Kabupaten Bandung untuk menciptakan para petani baru yang bekerja sama dengan Unpad. Soal anggaran, akan saya usahakan asal sasarannya jelas,” katanya.

Terkait hal itu pula, Dadang Supriatna mengungkapkan bahwa pihaknya sudah bekerja sama dengan Dandim 0624/Kabupaten Bandung dan Unpad. “Tahun depan ada inovasi baru dari mulai persiapan demplot sampai marketing atau suplai pasar,” kata Kang DS, sapaan akrab Dadang Supriatna.

Kang DS juga meminta kepada BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) untuk menjalin kerja sama dengan menampung hasil produksi para petani di Kabupaten Bandung. Ia pun menyebutkan kebutuhan ASN (Aparatur Sipil Negara), jika dihitung per bulan bisa mencapai Rp10 miliar dikalikan 12 bulan kurang lebih mencapai sekitar Rp120 miliar.

“Kebutuhan ini kalau dibina secara baik, maka akan terjadi multiplayer efect secara ekonomi mikro,” kata Kang DS.

Artinya, kata Kang DS, para ASN ini wajib membeli hasil produksi pertanian tersebut, dengan harapan perputaran uang berada secara sehat di wilayah Kabupaten Bandung.

Kang DS pun mengungkapkan bahwa untuk penambahan generasi muda petani, pihaknya sudah menganggarkan dan memprogramkannya. “Tahun depan akan kita anggarkan Rp1,4 miliar,” ujarnya.

Lily Setiadarma