PT RPN Gelar FGD Keberlanjutan Industri Kina, Kapus PPTK Gambung Sebut Pasar Tanaman Kina Sangat Bagus

Salah seorang narasumber saat memberikan paparannya dalam kegiatan FGD Keberlanjutan Industri Kina di di Hotel Grand Sunshine Soreang, Rabu (13/12/2023). Foto Lily Setiadarma

WartaParahyangan.com

BANDUNG – PT Riset Perkebunan Nusantara (RPN) menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Keberlanjutan Ekosistem Industri Kina Kita Kini ke Depan”, di Hotel Grand Sunshine Soreang, Kabupaten Bandung, Rabu (13/12/2023).

Hadir dalam FGD tersebut Direktur PT RPN, Dr. Iman Yani Harahap, Kepala Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) Gambung, M. Akmal Agustira, Bupati Bandung yang diwakili Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung, Ir. Hj. Ningning Hendasah, M.Si., dan pemerhati lingkungan di Jawa Barat, Eyang Memet.

Kapus PPTK Gambung, Akmal Agustira mengatakan, upaya pengembangan ekosistem tanaman kina merupakan hal yang harus menjadi perhatian seluruh pihak, mulai dari pemerintah hingga masyarakat. Apalagi, kata Akmal, tanaman kina sendiri memiliki nilai ekonomis dan pasar yang sangat bagus.

Melalui kegiatan FGD, pihaknya mengajak seluruh stakeholder mulai dari akademisi, pelaku usaha, investor hingga lembaga perbankan untuk bekerja sama dalam mengembangkan tanaman kina.

“Karena memang pasar kina ini sangat bagus,” kata Akmal kepada Wartaparahyangan.com di Soreang, Rabu (13/12/2023).

Menurut Akmal, jumlah varietas kina di Indonesia cukup banyak. Oleh karena itu, diperlukan pengembang kina yang terhubung dari hulu ke hilir.

Pihaknya mengaku telah melakukan upaya penelitian dalam rangka pengembangan kina, yang semula membutuhkan waktu delapan tahun dipersingkat menjadi tiga hingga empat tahun saja. Tujuannya adalah agar investasi dapat terlaksana dengan cepat.

Pemerhati lingkungan Jawa Barat, Eyang Memet, saat memberikan ulasannya dalam kegiatan FGD Keberlanjutan Industri Kina di di Hotel Grand Sunshine Soreang, Rabu (13/12/2023). Foto Lily Setiadarma

“Untuk risetnya kami bekerja sama dengan akademisi, kemudian kita juga berkolaborasi dengan pemerintah agar dapat mengeluarkan kebijakannya, sehingga kina dapat lebih berkembang,” tutur Akmal.

Kina ini adalah tanaman yang terdapat di logo Kabupaten Bandung, sehingga apabila kina benar-benar dikembangkan maka Kabupaten Bandung akan menjadi daerah sentra kina. “Saya harap kina dapat dikenal bukan hanya di Indonesia tetapi juga di dunia,” kata Akmal.

Sementara itu, pemerhati lingkungan Jawa Barat, Eyang Memet mengungkapkan kina adalah salah satu jenis tanaman yang memiliki nilai konservasi cukup bagus. Menurutnya pengembangan kina dapat menjadi sarana untuk menciptakan konservasi ber-basis ekonomi atau konservasi ber-basis kesejahteraan.

“PPTK dapat mengakomodir semua potensi kina. Dan kita sepakat untuk mendeklarasikan Kina Kita Masa Depan untuk Konservasi dan Kemajuan Kina Indonesia,” ujar Eyang Memet.

Sebagai informasi, dalam deklarasi nasional “Kina Kita Masa Depan untuk Konservasi dan Kemajuan Kina Indonesia” yang terdiri dari delapan poin itu menyebutkan komitmen terhadap komunitas kina Indonesia sebagai sebuah warisan budaya dan keaneragaman hayati Indonesia yang tak ternilai.

Eyang Memet berharap melalui FGD ini, ke depan kolaborasi yang diprakarsai oleh PPTK dalam rangka pelestarian kina dapat terus berjalan dengan baik. Eyang Memet bersama Komunitas Penata Giri mengaku siap untuk berkerja sama dalam kegiatan penanaman kina.

“Penata Giri sudah melakukan penanaman kina sejak tahun-tahun sebelumya, seperti di wilayah Gambung. Mudah-mudahan hal itu dapat menjadi inspirasi bagi semua pihak,” tutupnya.

Lily Setiadarma