WartaParahyangan.com
BANDUNG – Masa depan keluarga ada di tangan Anda, sehingga penting untuk selalu memberikan yang terbaik, terutama jika menyangkut masalah kesehatan. Salah satunya adalah kesehatan gigi.
Masalah kesehatan gigi ini tidak bisa dianggap sepele. Sudah banyak penelitian membuktikan beberapa penyakit muncul akibat kurangnya menjaga kesehatan gigi, seperti migrain, penyakit jantung, paru-paru, sinusitis, dan gangguan pada saraf wajah. Kemungkinan, hal ini juga bisa terjadi pada anak-anak.
Hal itu diungkapkan drg. Hj. Yuli Rahmila kepada Wartaparahyangan.com saat ditemui di Puskesmas Rawabogo, Kabupaten Bandung, Senin (29/4/2024).
“Perawatan gigi sangat penting, dan harus dimulai sejak kecil. Dari umur sejak ia tumbuh gigi harus dibiasakan untuk merawat kebersihan gigi dan mulutnya,” ujar Yuli Rahmila, dokter gigi pertama yang bertugas di Puskesmas Rawabogo, Kecamatan Ciwidey, sejak 2019.
Menurut Yuli, perawatan gigi itu sebenarnya sangat sederhana, hanya untuk mencegah karies atau gigi yang berlubang. “Jadi, anak-anak harus dibiasakan minimal 2x sehari gosok gigi sesudah makan dan sebelum tidur. Kalau itu dibiasakan saat anak-anak, insyaAllah giginya aman dari gigi-gigi yang berlubang,” katanya.
Selain itu, lanjut Yuli, harus dihindari makanan-makanan yang manis, yang lengket seperti permen, coklat dan lain-lain. Itu harus dihindari, minimal jangan terlalu banyak untuk anak-anak.
“Kalau ada kerusakan gigi, yang pertama timbul itu rasa sakit. Rasa sakit itu kalau masih diawal-awal bisa ngilu, tapi kalau lubangnya sudah menengah atau mendalam, biasanya rasa sakitnya bisa menjalar satu rahang gitu (nyeri nyut-nyutan), ga bisa tidur, dan lain sebagainya” tutur Yuli.
Kalau hal itu dibiarkan, kata Yuli, tidak ada tindakan atau perawatan kecuali gigi yang sakit itu dicabut. Karena biasanya gigi seperti itu akan mengalami kematian atau biasa disebut non vital,” katanya.
Yuli juga mengungkapkan, dari pengalamannya di Puskesmas Rawabogo, ia bersyukur masyarakat mulai banyak yang berkunjung ke Puskesmas atau dokter gigi untuk mengobati atau mengkonsultasikan kesehatan giginya.
“Di awal-awal saya bertugas di Puskesmas ini, pasiennya hanya sekitar 3-5 orang. Tapi sekarang mulai banyak,” ujar Yuli.
Ia berharap masyarakat lebih sadar atau lebih aware terhadap kesehatan gigi, karena sekarang informasi tentang perawatan kesehatan gigi, ada dimana-mana seperti di media online dan Youtube.
“Mudah-mudahan masyarakat tidak datang hanya lagi sakit gigi saja atau mau ada tindakan, tapi dibiasakan untuk kontrol perawatan giginya paling tidak 6 bulan sekali,” harap Yuli Rahmila.
Lily Setiadarma