Dalam Hal Politik (Kepentingan), Marwan Hamami dan Iman Adinugraha tidak Sejalan

wartaparahyangan.com

SUKABUMI – Bagi masyarakat Sukabumi (Kota dan Kabupaten) barangkali tidak asing dengan nama Marwan Hamami dan Iman Adinugraha. Marwan adalah Bupati Sukabumi 2 periode, juga sebagai Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Sukabumi. Sedangkan Iman Adinugraha saat ini adalah anggota DPR-RI dari Partai Demokrat (PD) yang juga sebagai Ketua DPC PD Kabupaten Sukabumi.

Memang keduanya berbeda posisi. Tapi kenapa dua figur atau tokoh Sukabumi ini tidak pernah akur atau sejalan, bahkan seperti berbenturan, terutama setiap perhelatan Pilkada? Tapi perang tanding antara Marwan dengan Iman, selalu dimenangkan oleh Marwan. Bahkan score sampai saat ini 3 – 0 untuk Marwan. Tiga kali Iman kandas berhadapan dengan Marwan.

Seperti saat proses Pilkada 2024, saat gencarnya Partai Golkar berdasarkan rapat plenonya yang dinakhodai Marwan menetapkan Asep Japar sebagai calon Bupati Sukabumi, atau tidak mendukung Iyos Somantri. Dengan sigap seperti tanpa reserve Iman dan partai yang dipimpinnya langsung meraih Iyos untuk dijadikan calon Bupati.

Banyak pengamat kemudian berpendapat bahwa Pilkada 2024 ini sebetulnya bukan perang tanding antara Asep Japar dengan Iyos, tapi perang tanding ketiga kalinya antara Marwan dengan Iman. Walaupun kenyataan hasil Pilkada 27 Nopember 2024 dimenangkan oleh Asep Japar, yang nota bene dimenangkan oleh Marwan. Iman kalah untuk ketiga kalinya oleh Marwan.

Seperti diketahui, pada Pilkada 2015, pasangan Marwan dengan Adjo Sardjono langsung meng-KO pasangan Akhmad Jajuli yang berpasangan dengan Iman Adinugraha. Kemudian pada Pilkada 2020, pasangan Marwan dengan Iyos Somantri meng-KO pula pasangan Adjo Sardjono dengan Iman Adinugraha.

“Begitu menggebunya hasrat Pak Iman disetiap helatan Pilkada ingin menjatuhkan Pak Marwan, namun tidak pernah terwujud. Walaupun politik itu dianggap dinamis dan Pak Iman bisa bersatu dengan mantan rival yang mengalahkannya seperti dengan almarhum Pak Jajuli, dengan Pak Adjo atau pun dengan Pak Iyos. Tapi kenapa tidak mau merapat dan bersatu ke Pak Marwan?” kata AM Hamzah, salah satu pengamat politik di Sukabumi.

Hamzah menduga, tidak maunya Iman bersatu atau merapat dengan Marwan, mungkin adanya kepentingan Iman (baca : bidang bisnis) yang dikilik-kilik oleh Marwan sebagai Bupati Sukabumi karena dianggap tidak sesuai dengan regulasi. “Itu mungkin dugaan saya,” kata wartawan senior anggota PWI Kabupaten Sukabumi ini.

Ditambahkan Hamzah, keunggulan Marwan dalam hal strategi pemenangan kontestasi disetiap Pilkada, termasuk pada Pilkada 2024, perlu diacungi jempol karena tidak diragukan lagi keunggulannya dibandingkan para pesaingnya. Termasuk oleh Iman Adinugraha.

Hal itu karena Marwan telah memiliki strategi jitu untuk mengalahkan lawannya. Terlebih berlangsung Head to Head, karena (1) Marwan sudah terbiasa dan terlatih membaca strategi lawan, (2) Marwan sudah terbiasa menghadapi dinamika karakteristik partai-partai yang menjadi mitra koalisi untuk menjadi kekuatan dalam mengalahkan lawan, (3) Marwan sudah terbiasa menghadapi karakteristik kelompok-kelompok masyarakat yang tergabung menjadi relawan, dan (4) Marwan sudah terbiasa mengelola finansial untuk memenuhi kebutuhan biaya pemenangan.

“Dengan berbagai keunggulannya, saya sih berharap Pak Iman dan Pak Marwan bisa bersatu untuk membangun Kabupaten Sukabumi. Apalagi Pak Iman sebagai anggota DPR-RI, maka lengkaplah untuk membangun Sukabumi yang lebih baik,“ pungkas Hamzah.

Ujang S. Chandra

Leave a Reply