WartaParahyangan.com
CIANJUR – Mahasiswa Program Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Suryakancana (MPBSI UNSUR) melaksanakan penyuluhan bertema “Menguatkan Identitas Bangsa melalui Bahasa dan Sastra Indonesia” di Aula Desa Wangunjaya, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Kamis (16/1/2025).
Kegiatan yang diikuti puluhan peserta, termasuk perangkat desa, BPD, PKK, kader Posyandu para ketua RW/RT, serta perwakilan guru PAUD dan SD itu berlangsung meriah dan penuh antusias.
Ketua Program Studi Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (MPBSI) Universitas Suryakancana, Dr. Aan Hasanah, M.Pd., menegaskan pentingnya penyuluhan bahasa dan sastra sebagai langkah strategis dalam membangun masyarakat yang berbudaya dan berdaya saing.
“Kegiatan ini bukan hanya sekadar program akademik, tetapi juga manifestasi dari tanggung jawab intelektual kami untuk berkontribusi langsung pada masyarakat. Bahasa dan sastra adalah identitas bangsa, jati diri yang tidak hanya mengakar pada sejarah, tetapi juga menjadi pilar penting untuk membangun peradaban modern yang berakar pada nilai-nilai lokal,” tegas Aan kepada wartawan di Kampus Universitas Suryakancana, Jl. Pasir Gede Raya Cianjur, Jumat ( 17/1/2025).
Menurut Dr. Aan, penyuluhan semacam ini adalah upaya untuk menyinergikan dunia akademik dengan kebutuhan nyata masyarakat.
“Kami ingin memastikan bahwa ilmu yang dikembangkan di perguruan tinggi tidak hanya berputar di ruang kelas, tetapi juga menyentuh kehidupan masyarakat secara langsung. Dengan pendekatan ini, kami berharap tercipta perubahan positif yang berkelanjutan, baik dari segi cara berkomunikasi, kesantunan dalam berbahasa, hingga penghargaan terhadap sastra sebagai warisan budaya,” jelasnya.
Dr. Aan juga menekankan pentingnya menjadikan bahasa dan sastra sebagai alat pemberdayaan. “Dalam era globalisasi yang penuh tantangan, bahasa bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga instrumen diplomasi budaya. Sastra, di sisi lain, adalah cerminan kompleksitas pemikiran dan nilai-nilai luhur bangsa,” ungkapnya.
“Jika kita mampu menguatkan keduanya, maka kita turut mempersiapkan generasi yang tidak hanya bangga dengan identitasnya, tetapi juga mampu berkontribusi di level global,” sambung Dr. Aan.
Penyuluhan ini, kata Aan, membuktikan bahwa pendidikan tidak hanya terbatas di ruang kelas, tetapi juga harus hadir di tengah masyarakat untuk memberikan manfaat langsung. “Universitas Suryakancana berharap kegiatan serupa dapat terus dilaksanakan untuk memperkuat identitas bangsa melalui bahasa dan sastra,” imbuhnya.
Kepala Desa Wangunjaya, Tatan Priatna, dalam sambutannya menekankan pentingnya keterampilan berbahasa yang baik dan benar di masyarakat.
“Mereka yang sering berbicara di depan umum atau orang lain belum tentu berbicara sesuai kaidah bahasa yang baik karena itu kami mengapresiasi kegiatan MPBSI Universitas Suryakancana ini,” kata Tatan.
Kegiatan seperti ini, kata dia, merupakan momen penting dan berharga bagi Desa Wangunjaya. “Melalui penyuluhan ini, kita akan belajar tentang berbagai aspek bahasa dan sastra, yang tidak hanya menjadi bagian dari pendidikan formal tetapi juga budaya dan jati diri bangsa,” sebutnya.
Tatan mengatakan, materi yang disampaikan hari ini, mulai dari cara menjadi pembawa acara yang baik dan benar, pentingnya sastra dalam kehidupan masyarakat, ejaan yang benar, hingga kesantunan dalam berbahasa, merupakan bekal yang sangat relevan, khususnya bagi kita yang sering terlibat dalam kegiatan masyarakat dan pelayanan publik.
“Kemampuan berkomunikasi yang baik, penggunaan bahasa yang santun, dan pemahaman tentang sastra adalah keterampilan yang dapat meningkatkan kualitas pelayanan pemerintah desa, memperkuat hubungan antarwarga, dan menciptakan suasana masyarakat yang harmonis,” ujar Tatan.
Ia juga berharap ilmu yang diperoleh para peserta dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari, baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, maupun kegiatan pemerintahan desa.
“Semoga kegiatan ini dapat menjadi awal dari kerja sama yang lebih erat antara pihak universitas dengan Desa Wangunjaya dalam bidang pendidikan, budaya, dan pemberdayaan masyarakat,” harapnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Penyuluhan MPBSI UNSUR, Wandi, menjelaskan, kegiatan tersebut merupakan implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya pengabdian kepada masyarakat. “Kami hadir membawa berbagai ilmu yang telah kami pelajari, mulai dari keterampilan bahasa hingga sastra, untuk diaplikasikan langsung bersama masyarakat,” katanya.
Ragam Materi Penyuluhan
Disebutkan Wandi, penyuluhan ini menghadirkan lima materi utama yang disampaikan secara bergantian oleh 21 mahasiswa dengan berbagai latar belakang, termasuk guru, kepala sekolah, sastrawan, editor film, jurnalis, hingga wirausahawan.
“Beberapa materi yang disampaikan meliputi Menjadi Pembawa Acara yang Baik dan Benar. Teknik berbicara di depan umum secara profesional,” ungkapnya.
Kemudian, Pentingnya Sastra di Kalangan Masyarakat terkait pemahaman tentang bagaimana sastra memperkaya budaya lokal. Materi lainnya adalah tentang Ejaan yang Benar dan Kesalahannya, meliputi penggunaan bahasa sesuai kaidah ejaan yang benar.
“Kesantunan dalam Berbahasa dan penguatan tentang nilai-nilai kesopanan dalam komunikasi sehari-hari serta Memahami Bahasa Slang dan cara menggunakan bahasa gaul tanpa melupakan konteks dan kesantunan menjadi materi penting yang disajikan kepada peserta,” jelas Wandi.
Selain penyampaian materi, acara ini juga diselingi dengan praktik, bernyanyi, permainan, serta diskusi interaktif untuk menjaga antusiasme peserta.
Acara diakhiri dengan pemberian cinderamata kepada Kepala Desa Wangunjaya dan menyanyikan lagu “Bagimu Negeri” sebagai simbol semangat menjaga bahasa dan budaya bangsa.
Asep R. Rasyid