WartaParahyangan.com
CIANJUR – Bupati Cianjur H. Herman Suherman menegaskan, para kepala sekolah harus mewajibkan lulusan sekolahnya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang di atasnya, sehingga upaya peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) akan tercapai.
“Para kepala sekolah harus mewajibkan siswanya untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/sederajat, tidak boleh ada anak yang berhenti sekolah,” tegas Bupati Cianjur di hadapan 603 kepala SD, 56 pengawas dan 16 koordinator pendidikan (kordik) SE wilayah Cianjur utara yang mengikuti kegiatan Akselarasi Peningkatan IPM di Gedung Generasi Muda (GGM) Panembong, kota Cianjur, Jum’at (11/11/2022).
Hadir dalam kegiatan tersebut, Plt. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Cianjur Akib Ibrahim, Kabid SD Disdikpora Arifin, dan Wakil Ketua PGRI Kabupaten Cianjur Ahmad Sutardi.
Menurut Herman, para kepala sekolah juga wajib mengunjungi orang tua siswa ke rumahnya masing-masing. “Jelaskan kondisi anak-anak kepada orang tuanya, sebab mereka lebih banyak di rumah daripada di sekolah,” tegasnya lagi.
“Kalau ada anak yang tidak melanjutkan sekolah karena terkendala biaya, pemerintah daerah akan membantu agar anak tersebut dapat melanjutkan pendidikannya. Artinya dibantu kebutuhannya, seperti buku, tas, sepatu, pakaian seragam dan lainnya,” lanjut Herman.
Bagi sekolah favorit, lanjutnya lagi, wajib memberikan 20% quotanya untuk anak yang pintar dan berprestasi namun terkendala dengan biaya, dan mereka harus dibantu seluruh kebutuhannya.
“Saya bertekad untuk meningkatkan SDM di Kabupaten Cianjur, apalagi akan ada daerah pemekaran Cianjur Selatan yang harus diisi oleh putra daerah Cianjur Selatan sendiri,” katanya.
Herman berharap, dengan upaya-upaya tersebut, Usia Harapan Sekolah di Kabupaten Cianjur akan meningkat, dari 18 tahun saat ini menjadi 25 tahun ke depannya. “Saya ingin anak-anak di Kabupaten Cianjur mengenyam pendidikan hingga perguruan tinggi dan meraih gelas S1 atau S2,” kata Bupati.
Untuk itu, pihaknya sedang mempersiapkan perguruan tinggi negeri di Cianjur, dimulai dengan peluncuran Titik Nol Pendidikan untuk Perguruan Tinggi di Kampus Universitas Suryakancana (Unsur) Cianjur, beberapa hari lalu.
“InsyaAllah di Cianjur akan ada perguruan tinggi negeri, dan ini mudah-mudahan dapat memotivasi anak-anak kita untuk terus sekolah hingga meraih gelar sarjana,” katanya.
Angkat 1.300 P3K
Dihari yang sama, Bupati Cianjur Herman Suherman pada siang harinya melakukan pembinaan serupa kepada 296 kepala SD dari 9 kecamatan yang ada di wilayah Cianjur tengah, 25 pengawas, 10 penilik dan 9 kordik.
Dalam kegiatan di aula SMAN 1 Sukanagara itu Herman antara lain menyampaikan kendala pembiayaan rehab sekolah bila semua sekolah yang rusak harus diperbaiki seluruhnya secara bersamaan.
“Jika semua bangunan SD yang rusak se-kabupaten ditangani, ini anggarannya tidak mungkin mencukupi oleh pemerintah daerah. Walaupun mandatori anggaran untuk pendidikan itu minimal 20%, tapi Kabupaten Cianjur saat ini sudah melebihi angka tersebut,” kata Herman.
Apalagi, katanya lagi, Kabupaten Cianjur baru mengangkat Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kontrak (P3K), yang anggarannya tidak sedikit dan itu berasal dari APBD Kabupaten Cianjur, bukan dari pusat.
“Kemarin pada saat pengangkatan, Kabupaten Cianjur mengangkat P3K sebanyak 1.300 pada kuota pertama, yang merupakan terbanyak se-Indonesia,” kata Herman seraya menyebutkan, atas dasar itu maka perbaikan gedung SD yang rusak dilaksanakan secara bertahap, disesuaikan dengan anggaran yang tersedia.
Dalam paparannya, Bupati Cianjur juga mengungkapkan bahwa pengangkatan P3K itu adalah wujud rasa sayang pemerintah terhadap guru-guru honorer di Kabupaten Cianjur. Bahkan pemerintah juga tengah mengusahakan agar tahun ini akan ada lagi pengangkatan P3K.
“Itu merupakan salah satu komitmen pemerintah dalam meningkatkan IPM. Peningkatan IPM tentunya guru harus disejahterakan dulu melalui pengangkatan P3K,” ujarnya.
Iim/Rus