
WARTAPARAHYANGAN.COM
BANDUNG – Sebuah video viral membuat heboh warga Kabupaten Bandung. Warga terkejut. Termasuk Bupati Bandung HM Dadang Supriatna.
Pasalnya, video tersebut berisi konten tentang seorang ibu muda yang hendak melahirkan digotong oleh sejumlah warga dengan menggunakan kain sarung saat dibawa untuk mendapatkan pelayanan persalinan ke rumah sakit.
Ketika melihat video yang sempat viral di medsos tersebut, Bupati Dadang Supriatna mengaku prihatin. “Terus terang saya prihatin dengan kejadian itu. Saya sudah instruksikan langsung kepada petugas yang ada di lapangan untuk penanganan ibu hamil yang melahirkan itu,” kata Dadang Supriatna di Gedung Dewi Sartika Soreang, Kabupaten Bandung, Rabu (2/3).
Ibu muda yang hendak melahirkan itu bernama Ranti (19), warga Kampung Cikadu Desa Rancakole Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung. Pada hari itu juga, dikabarkan sudah melahirkan bayi laki-laki.
Menurut Bupati Bandung, sebenarnya sudah ada kendaraan operasional di masing-masing daerah pembangunan. “Saya sudah sebarkan, tujuh unit kendaraan,” katanya.
Dadang Supriatna pun sudah memerintahkan Camat Arjasari, maupun camat lainnya di Kabupaten Bandung bahwa kendaraan operasional itu bisa dimanfaatkan oleh masyarakat yang membutuhkan.
“Saya langsung perintahkan Pak Camat Arjasari, untuk melihat langsung kondisi pasien untuk dibawa ke rumah sakit,” katanya.
Ia juga menginstruksikan kepada Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tatar Ruang (PUTR) Kabupaten Bandung untuk mengontrol langsung akses jalan yang digunakan warga untuk menggendong ibu hamil yang hendak melahirkan.
“Supaya akses jalan itu diperbaiki. Apakah menggunakan dana APBD, ADPD, atau Dana Desa, silakan. Yang penting saya tidak mau ada jalan yang masih dalam kondisi tanah. Kita upayakan pengerasan dulu jalan itu. Saya masih menunggu laporan dari Pak Kadis PUTR,” tuturnya.
Lebih lanjut Kang DS, sapaan akrab Bupati Bandung ini menuturkan, berdasarkan informasi di lapangan, peristiwa ibu hamil yang akan melahirkan tersebut, saat ditandu oleh keluarganya dan dibantu oleh warga terjadi pada hari Senin (28/2/2022) sekitar pukul 17.30 WIB.
“Berdasarkan informasi di lapangan, seperti yang dijelaskan Pak Camat sehubungan letak rumah ibu hamil yang hendak melahirkan itu ada di pegunungan/perbatasan dan hanya ada 3 rumah. Tidak ada akses jalan untuk mobil, bahkan motor pun kalau yang kurang mahir bisa jatuh karena masih galengan (pematang), sehingga terpaksa ditandu,” tuturnya.
Ssoal akses jalan yang menuju ke lokasi rumah ibu hamil, diperoleh keterangan pembagunannya sudah menjadi prioritas tahun 2022.
Lily Setiadarma