Aset BPR Kerta Raharja Terus Meningkat

Asisten II Ekonomi dan Kesejahteraan Kabupaten Bandung, H Marlan didampingi Kepala BKPSDM Kabupaten Bandung Wawan Ahmad Ridwan pada kegiatan Porpemkab di Stadion Si Jalak Harupat,  Kutawaringin ,  Jumat ( 6/12/2019).

WARTAPARAHYANGAN.COM

BANDUNG — Asisten II Ekonomi dan Kesejahteraan Kabupaten Bandung, H Marlan mengatakan, aset BPR Kerta Raharja terus meningkat. Hingga saat ini, kata dia, aset yang dimiliki PT BPR Kerta Raharja mencapai lebih dari Rp 300 miliar.

Hasil pemeriksaan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membuktikan jika PT BPR Kerta Raharja memiliki tingkat kesehatan yang baik di sepanjang tahun 2019. Selain dari sisi kinerja, pelayanan dan produk yang performanya meningkat, PT BPR Kerta Raharja juga mencatatkan nilai aset yang cukup memuaskan.

“Tingkat kesehatannya hasil OJK dinyatakan baik. Secara operasional bisa dipertanggungjawabkan. Lalu untuk aset meningkat hingga lebih dari Rp 300 miliar,” kata Marlan usai kegiatan  pembukaan Porpemkab di Stadion Si Jalak Harupat,  Kutawaringin ,  Jumat ( 6/12/2019).

Marlan mengatakan, saat ini PT BPR Kertar Rahajra tengah menyusun business plan-nya untuk masa kerja tahun 2020. Rencananya di tahun 2020, PT BPR Kerta Raharja akan meningkatkan target kinerja dari tahun sebelumnya.

Semisal, kata dia, meningkatkan jumlah tabungan hingga kreditur yang tentu akan berdampak pada peningkatan dalam sisi asetnya. Kendati demikian, untuk meningkatkan kinerja, PT BPR Kerta Raharja harus terus berinovasi. Sebab, untuk mencari nasabah maupun kreditur baru tidak mudah.

“Mereka harus bersaing dengan bank konvensional lain maupun BPR lain yang ada di Kabupaten Bandung,” katanya.

Seiring mematangkan business plannya, kata Marlan, PT BPR Kerta Raharja juga harus meningkatkan penyaluran kredit kepada pihak yang betul-betul membutuhkan. Salah satunya ke pelaku UKM di Kabupaten Bandung.

“Memang mereka sedang selektif sekali menyalurkan kredit. Karena jika tidak selektif, dikahwatirkan akan ada kemacetan pembayaran kredit. Kan, itu mempengaruhi penilaian dari OJK. Apalagi angka penyaluran kredit enggak boleh lebih dari 30 persen dari total aset,” kata dia.

Sementara terkait posisi komisaris dan direksi sendiri, Marla menyebut PT BPR Kerta Raharja masih kekurangan 1 orang komisaris. Untuk mengisi kursi komisaris yanh maish kurang itu, PT BPR Kerta Raharja masih menunggu rekomendasi dari OJK.

“Kami tidak bisa mengangkat komisaris atau direksi tanpa rekomendasi OJK. Saat ini masih menunggu hasil tes dari OJK. Belum tahu kapan itu,” kata dia.

(Lily Setiadarma)