Atasi Masalah Sampah, Pemkab Bandung Bangun TPS3R

Bupati H.Dadang M Naser di lokasi pembangunan Tempat Pembuangan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) di Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung.

WARTAPARAHYANGAN.COM

BANDUNG   – Pemerintah Kabupaten Bandung terus berupaya dalam menangani permasalahan sampah yang ada di Kabupaten Bandung,  Salah satunya program pembangunan  Tempat Pembuangan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) di Kecamatan Ciparay Kab. Bandung, Selasa (21/7)

Bupati Bandung, H. Dadang M Naser mengatakan, dalam rangka mengatasi permasalahan sampah yang ada di Kabupaten Bandung, maka pihaknya mendorong pembangunan Tempat Pembuangan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R). Pembangunan ini bertujuan agar pengolahan sampah, tidak hanya bisa menjadi sumber organik saja, tetapi juga menjadi sumber ekonomi serta sumber nabati atau pangan. 

“Jadi sampah organik itu bisa jadi pupuk dan magot,” ujar Dadang saat wawancara disela-sela acara peletakan batu pertama pembangunan TPS3R di Kecamatan Ciparay, Selasa (21/7). 

Pembangunan TPS3R ini, lanjut Dadang, jumlahnya akan disesuaikan dengan jumlah bank sampah yang tersebar di Kabupaten Bandung. Dadang berjanji akan terus melakukan peninjauan terhadap proses pengolahan sampah di TPS3R ini.

“Kita juga akan tinjau bank sampah bersama bumdesnya. Apalagi dari sampah ini ada sumber ekonominya,” sambung Dadang. 

Bupati Bandung, H.Dadang M Naser melakukan peletakan batu pertama pembangunan Tempat Pembuangan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) di Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung.Selasa ( 21/7).

Dadang meminta masyarakat untuk melakukan pilah-pilih sampah sejak dari rumah. Jadi, kata Dadang, masyarakat harus menyiapkan tiga tempat sampah yaitu untuk sampah organik, non organik dan sampah berbahaya. 

“Misalnya sampah ember bekas, masyarakat bisa mengolahnya menjadi pot yang bisa ditanami sayuran seperti  cabe,” pungkas Dadang.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung, H. Asep Kusumah mengatakan,  dalam proses mengolah sampah supaya  memiliki nilai ekonomis, maka pihaknya akan mengoptimalkan fungsi bank sampah yang ada di Kabupaten Bandung.  Kata Asep, ada sekitar 398 bank sampah di Kabupaten Bandung yang sudah teregistrasi. Pihaknya mengaku akan mengembangkan bank sampah itu menjadi bank sampah tematik artinya bank sampah yang memiliki peluang ekonomi. 

“Misalnya pemanfaatan sampah organik dengan magot. Jadi magotnya untuk lele atau ayam. Sehingga, di bank sampah ini akan ada prosedur panen harian dari telur, panen bulanan dari lele, dan ada panen tiga bulanan dari ayam serta ada panen enam bulanan dari kalkun,” ungkap Asep.

Menurutnya, aspek terpenting dalam mengatasi masalah bank sampah adalah harus bisa membangun sistem yang terintegrasi dengan baik. Apalagi, lanjut Asep, Bupati Bandung, Dadang M Naser sudah banyak mengeluarkan program, agar pengolahan sampah berbasis rumah tangga bisa berjalan dengan baik, seperti program Kampung Saber, Program RW Zero Wase dan juga ada empat instruksi Bupati Bandung tentang sampah yaitu sampah organik ditangani dengan lubang cadas organik, sampah anorganik ditangani dengan bank sampah, dan membentuk kader bersih sampah 2020. 

“Intinya ada pendekatan darurat dan pendekatan sistem,” ujar Asep. 

Dalam melakukan pendekatan sistem ini, kata Asep, yang paling sulit adalah dalam hal memperkuat edukasi pengurangan sampah seperti mengedukasi masyarakat untuk membawa botol air minum, mengedukasi masyarakat menangani sampah organik menggunakan LCO dan mengoptimalkan bank sampah.

“Selama pandemi Covid 19 ini, volume sampah justru mengalami kenaikan, karena dengan banyak beraktivitas di rumah maka konsumsi juga banyak. Intinya mengalami peningkatan hingga 10-20 persen,” pungkas Asep.

(Lily Setiadarma)