Bersama BKKBN dan Dinkes, DP3AP2KB Kabupaten Bandung Gelar Sosialisasi Bangga Kencana untuk Turunkan Angka Stunting

WartaParahyangan.com

BANDUNG – Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Bandung bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyelenggarakan Sosialisasi Bangga Kencana Pertemuan Intensifikasi Pendampingan Ibu Hamil dan Ibu Pasca Persalinan di Soreang, Selasa (18/3/2025).

Sosialisasi bertema “Melalui pertemuan di lapangan kita tingkatan kinerja dan akselerasi pelaksanaan program Quick Count Bangga Kencana Tahun 2025” itu ditujukan untuk Tim Pendamping Keluarga (TPK) dari 8 Kemantrian di Kabupaten Bandung dengan kriteria prevalensi mengurangi angka stunting masih tinggi dan mencegah keluarga berisiko bagi ibu hamil diusia rentan.

Acara tersebut dihadiri Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung dr. Hj. Yuli Irnawaty Mosjasari, MM, Kepala DP3AP2KB Kabupaten Bandung, H. Muhamad Hairun, SH., MH., Plt. Sekretaris DP3AP2KB Kabupaten Bandung dan para kader penyuluh posyandu se-Kabupaten Bandung.

Kepala DP3AP2KB Kabupaten Bandung Muhamad Hairun mengatakan, sosialisasi tersebut penting dalam upaya menurunkan angka stunting dan mencegah ibu hamil beresiko yang mengakibatkan kematian. Dalam sosialisasi dipaparkan upaya pengurangan angka stunting, masalah pendewasaan perkawinan remaja, masalah lansia dan bina balita.

Menurut Hairun, hal itu merupakan program Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN, yang di daerah programnya ada di DP3AP2KB Kabupaten Bandung. Karena itu, program tersebut perlu disosialisasikan hingga ke tingkat kader posyandu di lapangan.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung, Yuli Irnawaty Mosjasari, menegaskan pihaknya bersama DP3AP2KB Kabupaten Bandung berkomitmen mendorong penurunan angka stunting dan melakukan pencegahan bagi keluarga beresiko bagi ibu hamil yang dapat menyebabkan kematian.

Ia mencontohkan hamil berisiko diusia 15 tahun. Kehamilan diusia muda itu dapat mengakibatkan pendarahan (anemia) dan gizi buruk yang menyebabkan zat besinya berkurang, sehingga beresiko kematian.

Yuli berharap dengan sosialisasi ini, para kader penyuluh posyandu desa bisa menyampaikan secara langsung kepada masyarakat desa, sehingga upaya untuk menurunkan angka stunting di Kabupaten Bandung bisa berhasil.

“Hal itu juga untuk mendukung program Pak Bupati Bandung, khususnya terkait pemberian asupan gizi gratis guna menurunkan angka stunting,” katanya.

Lily Setiadarma

Leave a Reply