WartaParahyangan.com
KOTA BOGOR – Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Jawa Barat Tubagus Ace Hasan Syadzily menegaskan Partai Golkar adalah partai inklusif yang berbasis pada karya, sehingga penilaian terhadap kader selalu berpijak pada merit sistem.
“Penilaian kita selalu berlandaskan pada kinerja. Namanya juga Partai Golongan Karya yakni kumpulan orang yang berkarya dan bekerja di dalamnya,” kata Tubagus Ace Hasan Syadzily atau yang biasa disapa Kang Ace saat membuka Pendidikan Politik (Dikpol) Fungsionaris Partai Golkar Kota Bogor di Hotel Sahira, Jl. A. Yani No. 17-23 Tanah Sareal Kota Bogor, Sabtu (18/3/2023).
Kang Ace yang didampingi Waki Ketua DPD Partai Golkar Jabar Rahmat Sulaeman dan Wakil Ketua Bidang Penggalangan Khusus Deden Nasihin serta pengurus lainnya, memaparkan, penilaian kinerja berbasis merit sistem adalah ciri partai modern dimana setiap penilaian senantiasa berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, adil dan setara tanpa diskriminasi.
“Saya tahu saudara telah bekerja dengan sangat baik untuk memenangkan Golkar di Kota Bogor ini. Tapi tentu saja apa yang kita lakukan jangan sampai ‘sakarepna’ (sekehendak hati), harus ada metodologinya, harus ada cara-caranya agar apa yang kita lakukan bisa berjalan dengan efektif dan terukur,” sebut Kang Ace.
Dihadapan Ketua DPD Partai Golkar Kota Bogor, Rusli Prihatevy dan tokoh Golkar setempat Ade Ruhandi atau Jaro Ade serta para pengurus dan fungsionaris Partai Golkar se-Kota Bogor, Kang Ace menegaskan betapa pentingnya Dikpol bagi para fungsionaris.
“Salah satu materi penting dalam Dikpol ini adalah terkait pemetaan suara. Mengapa pemetaan penting? Karena semua calon fungsionaris harus mengetahui dimana basis yang dimiliki. Dimana yang kuat dan di sebelah mana yang lemah. Dengan cara itu kita akan lebih mudah melakukan berbagai pendekatan dan meyakinkan pemilih,” sambung Kang Ace.
Ia mengingatkan seluruh kader dan jajaran pengurus dan para fungsionaris untuk bekerja secara maksimal dan solid serta saling bekerja sama.
“Ingat yang perlu kita tarik adalah basis partai lain bukan basis teman sendiri. Jangan berkutat pada basis yang ada agar bisa menambah suara. Dengan demikian kalau kita tahu kekuatan dan kelemahan kita maka kita bisa dengan mudah meraih kemenangan,” ujarnya.
Partai Golkar itu, kata Kang Ace, sebenarnya partai yang sangat lengkap dengan basis yang beragam. Hal tersebut merupakan kekuatan yang harus terus ditumbuhkan.
“Musuh kita bukan kader sendiri. Struktur partai jangan menolak fungsionaris yang telah ditugaskan oleh partai,” pesannya.
Kota Bogor itu kecil wilayahnya tapi pemilihnya banyak. “Karena itu jangan saling jegal atas nama perbedaan latar belakang yang dimiliki karena kita adalah partai yang inklusif,” sambung Kang Ace.
Transformasi Politik
Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI itu juga meminta para kader siap bertransformasi dengan perubahan termasuk dengan perkembangan teknologi yang terjadi.
“Kita bisa menang kalau kita bisa beradaptasi dengan perubahan. HP misalnya dulu ada merk Nokia yang selalu kita gunakan. Sekarang ada dinamika dan perkembangan teknologi baru. Kalau Golkar masih menggunakan ‘Nokia’ tentu kita akan ketinggalan,” tegas Kang Ace.
Menurut Kang Ace, setiap kemenangan selalu ditentukan oleh bagaimana kemampuan bisa beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. “Kalau ingin menang tentu kita harus terdepan melakukan transformasi. Salah satu jalannya yakni melalui digitalisasi dan pemanfaatan media sosial,” jelasnya.
Disebutkan Kang Ace, setiap fungsionaris tidak mungkin bisa menjangkau setiap rumah. Untuk itu kader dituntut mampu membuat narasi positif dan diksi yang tepat di media sosial.
“Memiliki kemampuan menyampaikan diksi itu sangat penting dalam politik. Sebab tidak tepat dalam membuat diksi pada konteks tertentu terkadang bisa berakibat fatal dan merugikan,” paparnya.
Maka dari itu, kata dia, fungsionaris harus cerdas dalam menggunakan media sosial sebagai alat perjuangan untuk pemenangan partai. “Kita harus mampu membangun transformasi sesuai dengan apa yang telah diperjuangkan oleh Ketua Umum Partai Golkar Bapak Airlangga Hartarto dalam membangun bangsa ini,” tutur Kang Ace.
Pada kesempatan itu juga Kang Ace menekankan pentingnya membangun sikap optimisme kepartaian para kader.
“Kita ingin menang. Kalau ingin menang harus memiliki strategi jitu. Semua harus optimis tak boleh terganggu oleh berbagai isue termasuk isue penundaan pemilu. Itu bisa saja strategi pihak lain agar kita terlena,” katanya.
Menurut Kang Ace, putusan majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat yang memerintahkan pemilu ditunda dinilai banyak ahli hukum sebagai putusan yang keliru dimana hakim dianggap sudah membuat putusan ultra petita atau putusan atas perkara yang melebihi kewenangannya.
“Keputusan itu adalah ultra petitum, kita tidak perlu terganggu, terus saja bergerak dan berjuang untuk Pemilu 2024 yang hanya tinggal 332 hari lagi ini,” katanya.
Asep R. Rasyid