WartaParahyangan.com
BANDUNG – Bupati Bandung Dadang Supriatna menerima kunjungan kerja Wali Kota Cimahi Ngatiyana dan wakilnya Adhitya di Ruang Kerja Bupati Bandung, Kompleks Pemkab Bandung, Selasa (10/6/2025).
Pertemuan yang dihadiri oleh Sekda dan jajaran kepala dinas dari Pemkot Cimahi dan Pemkab Bandung itu membahas pembaharuan kerja sama antara Pemkab Bandung dengan Pemkot Cimahi yang sempat ditandatangani pada 2021, serta membahas usulan dari Pemkot Cimahi untuk memasukkan sebagian wilayah Kecamatan Margaasih ke dalam wilayah administratif Kota Cimahi.
“Pembaruan kerja sama ini mencakup beberapa bidang, seperti penanganan banjir, sampah, soal ketahanan pangan, transportasi dan penataan perbatasan,” kata Bupati Bandung Dadang Supriatna, usai pertemuan.
Dalam hal penanganan banjir, Dadang Supriatna dan Ngatiyana sepakat untuk melakukan normalisasi sungai, pembangunan infrastruktur pengendalian banjir, dan sistem peringatan dini banjir. Upaya bersama ini diharapkan dapat meminimalisir dampak banjir yang sering terjadi di daerah perbatasan.
Terkait pengelolaan sampah, Pemkab Bandung dan Pemkot Cimahi akan meningkatkan kolaborasi dalam pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan sistem pengangkutan sampah. Sedangkan untuk penataan kawasan perbatasan, kedua pemerintah daerah akan bekerja sama untuk menciptakan tata ruang yang terintegrasi dan harmonis.
Adapun usulan dari Pemkot Cimahi untuk memasukkan sebagian wilayah Kecamatan Margaasih ke dalam wilayah administratif Kota Cimahi, Dadang menyatakan tidak masalah dengan catatan usulan tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan mendapat persetujuan dari pemerintah pusat.
Sebab, kata Dadang, penggabungan wilayah administratif memerlukan proses yang panjang, melibatkan berbagai tahapan dan persetujuan dari berbagai instansi, termasuk kajian teknis, konsultasi publik hingga persetujuan dari pemerintah provinsi dan pusat.
“Kan tidak mudah pemekaran wilayah itu, tidak semudah seperti pemekaran desa. Silakan usulkan ke pemerintah provinsi dan pusat. Tidak perlu ngomong di media, nanti malah terjadi disharmoni,” katanya.
Lily Setiadarma