WartaParahyangan.com
BANDUNG – Bupati Bandung HM. Dadang Supriatna meninjau RSUD Bedas Kertasari yang sempat dilanda banjir lumpur beberapa hari lalu akibat meluapnya air selekon di berada di sekitar RSUD tersebut menyusul hujan lebat sebelumnya.
“Setelah kroscek ke lapangan, ada dua strategi yang akan dilakukan untuk mencegah air yang mengalir di selokan masuk ke dalam rumah sakit,” kata Bupati Bandung di sela-sela peninjauannya ke RSUD Bedas Kertasari di Jalan Kertasari, Desa Sukapura, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung, Minggu (3/12/2023).
“Pertama, kita harus buat gorong-gorong di bagian atas bangunan rumah sakit itu. Kedua adanya pelebaran drainase yang merupakan sebagian dari eksisting yang sudah ada. Sebab debit air saat musim hujan sangat tinggi, sehingga kalau sekarang eksisting itu lebarnya sekitar 30-40 centimeter tidak bisa memuat aliran air saat turun hujan deras. Akibatnya terjadi pelimpahan air ke dalam ruangan rumah sakit,” tuturnya.
“Mulai Minggu depan kita akan perbaiki. Minimal lebar 2 meter atau disesuaikan dengan kondisi debit air,” sambung Kang DS, sapaan akrab Dadang Supriatna.
Menurut Kang DS, selain melakukan penataan drainase, juga akan dilaksanakan pemagaran bangunan RSUD Bedas Kertasari demi keamanan dan proteksi untuk rumah sakit itu sendiri.
Ia juga berharap, ke depan RSUD milik Pemkab Bandung tersebut bisa dimanfaatkan oleh warga masyarakat sekitar secara optimal. “Insya Allah ada peningkatan status, dan saat ini sedang proses BLUD (Badan Layanan Umum Daerah)-nya. Proses dalam konteks pengelolaan, supaya Direktur Rumah Sakit lebih leluasa dalam mengelola rumah sakit ini,” ungkapnya.
Tinjau Bencana Longsor
Selain meninjau RSUD Bedas Kertasari, Kang DS juga meninjau lokasi bencana longsor sebuah tebing setinggi sekitar 5-6 meter dan lebar sekitar 3 meter yang menimpa satu unit rumah permanen di Jalan Raya Pacet-Kertasari, Kampung Pamoyanan RT 01/RW 05, Desa Cikitu, Kecamatan Pacet.
Tebing yang longsor itu menyebabkan satu buah rumah permanen milik warga setempat mengalami kerusakan karena dinding tembok rumahnya jebol, sehingga menyebabkan air dan lumpur masuk ke dalam rumah warga tersebut. Bencana longsor itu terjadi saat turun hujan deras di Desa Cikitu sehari sebelumnya.
Pada kesempatan itu, Kang DS yang didampingi Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Uka Suska Puji Utama sempat memberikan bantuan paket sembako kepada warga yang terdampak longsor.
Dari hasil peninjauannya ke lokasi tebing yang longsor itu, Kang DS menyebutkan, salah satu solusinya adalah membangun TPT (Tembok Penahan Tebing) di lokasi tebing yang longsor, dengan harapan tidak lagi terjadi lagi longsor susulan pada bagian tebing tersebut.
“Dengan adanya pembangunan TPT itu air tidak lagi mengalir ke rumah warga, melainkan akan dilakukan penataan supaya air tetap mengalir di selokan,” katanya.
Bupati Bedas ini juga mengungkapkan bahwa kejadian longsor itu tidak hanya di Kampung Pamoyanan, tapi terjadi di beberapa tempat. Untuk itu, Kang DS orang menugaskan Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bandung untuk memantau sekaligus assessment, berikut anggarannya untuk penanganan bencana di Kabupaten Bandung.
“Kita akan bahas besok (Senin, 4 Desember 2023), maka kita akan gunakan anggaran BTT (Belanja Tidak Terduga) atau anggaran mendesak. Mudah-mudahan besok bisa dilakukan pembahasan dan finalisasi, sehingga prosesnya lebih cepat lebih bagus karena saat ini sudah memasuki musim hujan,” katanya.
Ia juga menghimbau kepada warga masyarakat Kabupaten Bandung untuk siap siaga dalam menghadapi musim hujan ini. “Jangan sampai kejadian serupa kembali terulang,” kata Kang DS seraya meminta para kepala desa untuk memantau situasi wilayah desanya masing, sehingga bila ada indikasi lahan yang berpotensi terjadi longsor, dapat segera mengantisipasinya.
Turun mendampingi Bupati Bupati dalam peninjauannya itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Bandung Ina Dewi Kania, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Asep Kusumah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Zeis Zultaqawa dan Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Wahyudin.
Lily Setiadarma