Caleg DPR RI Siti Tuti Susilawati Berziarah ke Makam Orang Tuanya Bersama Pengasuh Ponpes Hidayatul Hikmah

Caleg DPR RI Siti Tuti Susilawati atau Teh Sania bersama KH. Asep Hadimi, saat ziarah ke makam kedua orang tuanya Hj. Siti Khodidjah dan E. Sutisna Idris di kampung halamannys di Desa Gajahmekar, Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung, Rabu (25/10/2023). Foto Lily Setiadarma

WartaParahyangan.com

BANDUNG – Calon anggota legislatif (Caleg) DPR RI, Siti Tuti Susilawati atau yang lebih akrab dipanggil Sania, berziarah ke makam kedua orang tuanya di kampung halamannya, Kampung Gajaheretan RT/RW 04/11, Desa Gajahmekar, Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung, Rabu (25/10/2023).

Bersama kakaknya, Pengasuh Pondok Pesantren Hidayatul Hikmah, KH. Asep Hadimi, yang akrab disapa Mang Abah, penyanyi R&B ini berdo’a di makam leluhurnya yang berada satu komplek di Situs Makam Eyang Dalem Gajah, yang jaraknya tidak jauh dari pesantren milik Mang Abah.

“Hari ini saya berziarah ke makam orang tua, eyang dan leluhur saya. Saya minta izin, karena tanpa mereka saya tidak lahir ke dunia ini. Semoga mereka berkenan dengan pencalonan saya,” katanya.

Sania mengaku, secara mental ia siap mencalonkan diri sebagai caleg DPR RI dari Partai Perindo. “Persiapannya apa ya? Saya mengalir saja. Niat saya baik. Mohon do’anya saja dari keluarga dan semua,” ujar Caleg DPR RI nomor urut 3 dari Partai Perindo ini.

Teh Sania saat berbincang dengan Sayyid Ibrahim bin Amin Muhamad Adzhuhabibi al Jaelani dari Libanon. Foto Lily Stiadarma

Berziarah di makam Eyang Gajah memang sudah biasa, namun kali ini menurut Sania sowan ke ibu dan ayahandanya Eyang Hj. Siti Khodidjah dan E. Sutisna Idris, sekaligus mengenang masa kecil di kampung halaman yang dulunya daerah ini masih sawah, pegunungan dan huma juga pepohonan yang rindang.

“Jadi saya ini orang kampung, orang gunung. Lama merantau dan kembali ke kampung halaman. Seperti kakak kandung saya Abah Haji, yang sempat merantau dan kembali ke kampung halaman. Adik kakak sempat lama menghilang dari kampung halaman, tapi kembali dengan ilmu yang berbeda. Tatapi sama punya niat baik,” tutur Sania

Sang kakak, KH. Asep Hadimi, mensuport adik kesebelasnya itu dengan do’a. Ia mengaku siapa saja yang punya maksud dan ikut berdo’a di pesantrènnya dipersilahkan. “Apa lagi adik saya sendiri, dido’akan. Silahkan mau apa saja semoga maksud dan keinginannya terkabul,” katanya.

Pada kesempatan itu, Sania juga diperkenalkan dengan Sayyid Ibrahim bin Amin Muhamad Adzhuhabibi al Jaelani dari Libanon yang merupakan cicit dari Syeh Abdul Qodir al Jaelani, yang kediamannya tak jauh dari makam ayah bunda Sania.

Siti Tuti Susilawati saat berjalan di Jembatan Gajah Eretan menuju kampung halamannya di Desa Gajahmekar, Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung. Foto Lily Setiadarma

Sebelum berziarah, pada hari itu juga pagi harinya Sania melakukan kunjungan ke SMA Soreang Putra, tempat ia belajar dan menyelesaikan SMA-nya di sana. Sania disambut hangat oleh para guru dan siswa. Mereka antusias minta difoto bareng.

Sania menyampaikan terima kasih kepada pihak sekolah karena dari sekolah tersebut banyak yang sudah sukses dalam karier. “Ada yang menjadi Dandim, TNI/ Polri, anggota Dewan dan lainnya. Saya berterima kasih kepada sekolah, yang waktu itu memberi izin saya bolos karena ada kegiatan nyanyi,” kenang Teh Sania.

“Pihak sekolah saat itu memang membeli kebebasan kepada para siswanya untuk berekspresi,” sambung Siti Tuti Susilawati seraya memohon do’a dari semuanya untuk maju menjadi anggota parlemen.

Lily Setiadarma