Curah Hujan Sedang Tinggi, Camat Ciwidey Imbau Masyarakat Waspada Terhadap Potensi Bencana Alam

Camat Ciwidey, H. Rahmat Hidayat, saat meninjau lokasi rawan longsor di Kampung Pasirhaur RT/RW 02/17, Desa Sukawening, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung, Rabu (16/11/2022). Foto – Lily Setiadarma

WartaParahyangan.com

BANDUNG – Camat Ciwidey, Kabupaten Bandung, H. Rahmat Hidayat, S.STP., M.AP, menghimbau warganya agar waspada dimusim hujan ini, apalagi intensitas hujan sedang tinggi, sehingga berpotensi terjadinya bencana alam seperti longsor dan pergerakan tanah di wilayah Ciwidey.

“Kami himbau warga masyarakat untuk waspada, karena sekarang seringkali hujan turun dengan deras dan lama,” ujar Rahmat di lokasi longsor di Ciwidey, Rabu (16/11/22).

Rahmat menyebutkan, pada Senin, 14 November 2022, dari pukul 15.00 – 21.00 WIB terjadi hujan deras, mengakibatkan banyak kejadian banjir. “Kami berupaya turun langsung ke lapangan, terutama ke objek vital,” katanya.

Menurut Rahmat, di beberapa desa di Ciwidey terjadi banjir, termasuk di Desa Nengkelan, yang sebelumnya tidak pernah terjadi banjir. Hal itu selain karena intensitas hujan yang tinggi, juga karena saluran drainase yang kurang berfungsi dengan baik.

Akibat intensitas hujan besar pada Senin (14/11) malam, mengakibatkan genangan Air masuk ke ruangan kantor Desa Nengkelan, Kecamatan Ciwidey.

Dampak dari hujan besar tersebut, kantor Desa Nengkelan terendam. Untung saja aset desa yang rusak hanya sound sistem, tapi di belakang kantor desa Nengkelan ada baberapa titik longsor.

Di desa lainnya, di Kampung Pasirangin, Desa Rawabogo, ada retakan tanah dan beberapa titik longsor yang mengancam beberapa rumah, sehingga Camat Ciwidey menghimbau kepada warga yang rumahnya berdekatan dengan titik retakan dan longsor agar segera mengevakuasi diri untuk sementara.

“Hari ini saya mengontrol beberapa desa, seperti Desa Lebakmuncang dan Panundaan. Di dua desa ini ada 10 titik longsor. Kemudian di Desa Sukawening ada 20 titik rawan longsor,” ujarnya.

Di Kampung Pasirhaur, Desa Sukawening, lanjut Rahmat, juga ada beberapa titik longsor yang mengganggu akses jalan ke sebuah sekolah PAUD, namun longsoran tanah sekarang sudah dibersihkan.

Sementata itu, seorang guru ngaji, Ayi Rudi, warga Kampung Pasirhaur RT/RW 02/17, menuturkan, musim hujan sebelumnya tempat ngaji di kampung tersebut hanya mengalami sedikit pergeseran tanah, kalau sekarang pergeseran tanahnya cukup besar, sehingga bangunan tempat ngaji ikut bergeser.

Ayi berharap pemerintah memberikan bantuan terutama untuk perbaikan musola, karena musola tersebut sangat dibutuhkan. “Di musola ini ada beberapa anak yang mengaji. Jadi sangat dibutuhkan,” kata Heri, sapaan akrab Ayi Rudi.

Di tempat terpisah, Kepala Desa Sukawening Hamdani Sukmana mengaku, di desanya ada beberapa titik rawan longsor, yakni di Kampung Pasirhaur RW 17, Kampung Gombung RW 16, dan Kampung Pasirhonje RW 08 dan RW 21.

Memang, kata Hamdani, di perkampungan-perkampungan tersebut belum terjadi longsor. Namun pihaknya menghimbau kepada warga agar meningkatkan kewaspadaan dimusim penghujan ini.

Lily Setiadarma