Dinkes Kab. Bandung Bagikan Puluhan Mobil Operasional

BANDUNG — Warta Parahyangan
Puluhan unit kendaraan Operasional  Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung,  dibagikan ke Puskesmas-puskesmas yang menjadi prioritas. Totalnya 21 unit.

Kepala Dinkes Kab. Bandung dr. H. Achmad Kustijadi  secara simbolis menyerahkan dokumen kendaraan kepada salah seorang UPT Kesehatan (Puskesmas), di halaman Kantor Dinkes Kab.  Bandung Komplek Pemkab, Jumat (22/9/2017).
Kepala Dinkes Kab. Bandung dr. H. Achmad Kustijadi secara simbolis menyerahkan dokumen kendaraan kepada salah seorang UPT Kesehatan (Puskesmas), di halaman Kantor Dinkes Kab. Bandung Komplek Pemkab, Jumat (22/9/2017).

Tujuannya, peningkatan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan  pemenuhan fasilitas penunjang kesehatan bisa dioptimalkan di 31 kecamatan di Kabupaten Bandung . Ke-21 unit kendaraan tersebut terdiri dari 16 mobil puskesmas keliling (Puskel), dan 5 mobil jenazah.

Kepala Dinas Kesehatan  Kab.  Bandung, dr  H. Achmad Kustijadi menuturkan penambahan mobil tersebut menggenapi jumlah kendaraan operasional Dinkes menjadi 89 unit kendaraan. “Kami ingin lebih dekat lagi dengan pelayanan  masyarakat, mobil-mobil tersebut akan standby di setiap puskesmas, semuanya akan dibagi merata,” kata H. Ahmad saat di temui wartawan diruang kerjanya, baru-baru ini.

Kendaraan itu merupakan bentuk peremajaan dari kendaraan dinas yang sudah tidak layak digunakan. “Jadi puskesmas itu, rata-rata puskesmas rawat inap ada tiga mobil, jadi ada pusling, ambulans, dan mobil jenazah. Seperti di Pangalengan, Nambo, Arjasari, Rancaekek dan Cicalengka,” paparnya

Mobil Puskel nantinya akan berkeliling untuk melakukan tindakan preventif-promotif. Dalam keadaan darurat, mobil Puskel bisa njadi ambulans. Mobil ambulans berjenis travelo untuk tindakan kuratif.

“Saat ini ada 15 ambulans, di tempat rawat inap lima, di poned 10. Mobil ambulans dalam keadaan darurat bisa menjadi mobil jenazah,” kata H. Ahmad.

Mobil jenazah khusus diperuntukan bagi yang tidak mampu. Ia merasa miris dengan pemberitaan mengenai seorang ibu yang menggendong jenazah anaknya dengan menggunakan angkot, lantaran kesalahpahaman pihak rumah sakit dengan pasien.

“Saya ingin membuat sistem, supaya masyarakat bisa memesan transportasi kesehatan hanya dengan melalui  Aplikasi yang dipasang di smartphone, dan memudahkan masyarakat untuk yang memerlukan,” katanya.

Lily Setia darma