WartaParahyangan.com
BANDUNG – Peringatan Hari Jadi Kabupaten Bandung ke-384 lebih istimewa dengan wajah baru Lapangan Upakarti Soreang, yang diresmikan Bupati Bandung Dadang Supriatna, Senin (21/4/2025). Lapangan ikonik ini biasa digunakan sebagai tempat upacara peringatan bagi jajaran Pemkab Bandung maupun sebagai ruang publik masyarakat.
Bupati Bandung Dadang Supriatna menyatakan, penataan Kawasan Terpadu Lapangan Upakarti kini telah selesai dan sudah bisa digunakan oleh masyarakat Kabupaten Bandung khususnya di wilayah Soreang.
“Lapangan Upakarti Soreang kini hadir dengan wajah baru, beralaskan rumput sintetis dan difungsikan sebagai ruang publik terbuka untuk seluruh warga Kabupaten Bandung,” kata Kang DS, sapaan akrab Dadang Supriatna.
Kang DS menyebutkan, lapangan yang dibangun tahun 1990-an ini bisa dimanfaatkan masyarakat untuk olahraga, rekreasi, hingga berbagai aktivitas sosial. “Ini semua merupakan bagian dari upaya mewujudkan Kabupaten Bandung yang lebih Bedas sekaligus sebagai kado di Hari Jadi Kabupaten Bandung ke-384,” kata Kang DS.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Bandung, Zeis Zultaqawa menyatakan, banyak perubahan yang signifikan dari wajah baru Lapangan Upakarti Soreang.
“Sekarang Lapang Upakarti lebih inklusif. Karena pagarnya juga sudah digeser agar lebih terbuka untuk semua lapisan masyarakat,” kata Zeis.
Unsur identitas lokal asli tetap dipertahankan seperti Tugu Upakarti. Pintu gerbangnya yang kini berbentuk dua bilah senjata kujang, merupakan simbolis dan filosofis dari gunungan wayang sebagai kearifan lokal Kabupaten Bandung.
Perubahan signifikan lainnya, dari yang tadinya tanah lapang sekarang dipasangi rumput sintetis, dengan jogging track yang lebih nyaman.
“Di Lapang Upakarti juga ada areal urban forest atau hutan kota, yang dihiasi dengan vegetasi berupa bebungaan dan tumbuhan atau tanaman-tanaman yang indah,” katanya.
Konsep urban forest ini untuk mempertahankan Lapang Upakarti yang bertema alami, dengan mempertahankan tanaman eksisting, serta pemilihan bahan material.
Selaku Ketua Panitia Penataan Lapangan Upakarti, Zeis mengaku dirinya bersyukur bisa menjadi bagian dari sejarah berdirinya Lapang Upakarti Soreang dengan melakukan penataan.
Namun Pemkab Bandung tidak mengizinkan pedagang kaki lima untuk berjualan di areal Lapang Upakarti karena dinilai akan mengurangi aktivitas masyarakat di areal ruang publik. Menurut Zeis, Lapang Upakarti juga nantinya akan dijaga anggota Satpol PP secara humanis.
“Kami juga mengingatkan kepada masyarakat Kabupaten Bandung untuk ikut merawat Lapang Upakarti Soreang yang baru ini dengan tidak membuang sampah sembarangan dan tidak merusak fasilitas yang ada,” pesan Zeis.
Pihaknya pun berharap Lapang Upakarti menjadi model percontohan bagaimana masyarakat berpartisipasi dalam menjaga dan merawat fasilitas bersama. “Mari kita tunjukan Lapang Upakarti sebagai model ciri masyarakat yang maju dan berperadaban,” seru Zeis.
Penataan Lapangan Upakarti ini menelan anggaran Rp8,8 miliar bersumber dari dana Corporate Social Responsibility (CSR) Bank BJB hasil deviden Pemkab Bandung.
Lily Setiadarma