WartaParahyangan.com
BANDUNG – Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Bandung menggelar Jambore Kemitraan Pariwisata 2022 bertema “Wisata bangkit ekonomi melejit”.
Kepala Disparbud Kabupaten Bandung H. Wawan Ridwan mengatakan, kegiatan tersebut untuk menggeliatkan kembali pariwisata di Kabupaten Bandung.
“Ini program Disparbud Kabupaten Bandung untuk mensikapi situasi dan kondisi yang ada selama 2 tahun didera Covid-19, yang membuat sektor pariwisata mengalami kondisi yang kurang memuaskan,” ujar Wawan saat ditemui disela-sela kegiatan di Bumi Perkemahan Rancaupas Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, Rabu, (13/7/2022).
“Alhamdulilah seiring kondisi pandemi yang mulai terkendali dan banyak relaksasi yang diberikan, Disparbud Kabupaten Bandung mencoba menggeliatkan kembali sektor pariwisata,” katanya.
Menurut Wawan, untuk menggeliatkan kembali pariwisata di Kabupaten Bandung perlu sinergi antara Pemkab Bandung dan industri pariwisata.
“Mudah-mudahan ada sinergi di antara rekan-rekan industri pariwisata terhadap kemajuan pariwisata di Kabupaten Bandung,” ujarnya.
Wawan mengakui, saat ini Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) masih berlaku di Kabupaten Bandung. Namun karena PPKM di Kabupaten Bandung sudah di level 1 maka diharapkan ini bisa dimanfaatkan oleh para pelaku industri pariwisata untuk kembali menggeliat.
“Masyarakat dan pelaku industri pariwisata sangat antusias dengan dibukanya kembali obyek-obyek wisata, dan kita bersyukur hal itu dibarengi kesadaran untuk tetap menerapkan protokol kesehatan,” katanya.
Wawan juga menyebutkan, hampir semua tempat pariwisata di Kabupaten Bandung khususnya di kawasan selatan selalu ramai selama masa libur lebaran dan libur sekolah.
“Terlebih di kawasan selatan ini ada objek wisata baru dan sangat menarik, dan ini saya anggap sebagai peluang bangkitnya sektor pariwisata dan pemberdayaan ekonomi masyarakat,” paparnya.
Gelaran Jambore Kemitraan Pariwisata tersebut diisi dengan diskusi, menghadirkan tiga narasumber dari akademisi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Dr. Galih, Ketua FKBS Ernawan dan PWI Kabupaten Bandung, H. Rahmat Sudarmaji.
Sementara itu, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Kabupaten Bandung, Dr. H. Erick Juriara, M.Si, mengatakan, ada 270 desa dan 10 kelurahan di Kabupaten Bandung, dan banyak desa yang berpotensi untuk dikelola menjadi desa wisata.
“Kita ingin destinasi wisata tidak hanya di Bandung selatan, tapi juga ada di Bandung timur,” ujarnya.
Menurut Erick, semua desa di Kabupaten Bandung sebenarnya berpotensi untuk dijadikan desa wisata. Sebab wilayah Kabupaten Bandung kaya akan sumber daya alam yang menarik perhatin wisatawan.
“Ini semua perlu kita kembangkan untuk menjadi sebuah potensi pariwisata, sehingga setelah terbentuk desa-desa wisata, maka yang akan berkunjung bukan hanya wisatawan domestik, tapi wisatawan luar negeri,” tuturnya.
Untuk mendukung konsep desa wisata, lanjut Erick, Pemerintah Kabupaten Bandung akan meningkatkan infrastruktur jalan. “Kita akan membuka akses perhubungan yang mempermudah wisatawan,” pungkasnya.
Lily Setiadarma