WARTAPARAHYANGAN.COM
BANDUNG –Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Bandung, H.Muhammad Hairun mengatakan, instansinya telah menggulirkan program Kampung Keluarga Berkualitas. Yaitu salah satu program guna meningkatkan peran keluarga dalam memberikan pendidikan kepada anaknya.
“Ada program bina keluarga balita, bina keluarga remaja, disitu petugas kita, kader kita memberikan pembinaan terhadap ibu-ibu, mengedukasi ibu kemudian menyampaikan kembali kepada keluarganya,” ujar Hairun saat wawancara diruang kerjanya, Soreang, Senin (22/2/20021).
Hairun memastikan bahwa program ketahanan keluarga tersebut akan terus digencarkan. Apalagi DP2KBP3A sudah menyiapkan sejumlah petugas hingga ketingkat desa. Kata Hairun, program ini dilakukan guna mencegah kekerasan di dalam rumah tangga.
“Kemudian juga ada RW ramah anak dan juha program pembinaan keluarga, itu yang kita gulirkan agar keluarga itu bisa membina keluarganya dan mengurangi kekerasan dalam rumah tangga dan anak,” sambung Hairun.
Ditengah pandemi Covid 19 ini, Hairun mengatakan bahwa Ibu memiliki fungsi yang sangat penting. Diantaranya adalah fungsi pendidikan, fungsi kasih sayang, fungsi perlindungan hingga fungsi agama.
“Ibu sebagai pendidik, artinya memberikan edukasi pendidikan kepada anggota keluarganya, baik itu anaknya maupun suaminya dan lainnya. Bagaimana anggota keluarga itu terhindar dari penularan Covid 19 dengan program 5 M,” ucap Hairun.
Sebagai fungsi kasih sayang, lanjut Hairun, seorang ibu harus harus bisa memberikan kasih sayang dan pembinaan. Misalnya, kalau ada pelajaran yang tidak dikuasai anak, seorang ibu tidak boleh sampai tertekan sehingga mengakibatkan terjadinya kekerasan.
“Inilah peran penting seorang ibu, yaitu pembinaan terhadap anak. Namun jangan sampai si ibu mengalami tekanan. Sudah cari uang susah, cari makan susah, ditambah pelajaran sekolah, memang kadang-kadang emosi, dan bisa terjadi pemukulan itu engga boleh,” ujarnya.
Kemudian fungsi perlindungan, harus melindungi keluarga, terutama anak yang masih dibawah balita, dimana anak perlu asupan gizi dan ASI eksklusif.
“Misalnya dibawa ke posyandu atau rumah sakit untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, itu peran ibu sangat besar, artinya bagaimana seorang ibu memperhatikan kesehatan anak di masa pandemi,” katanya.
Hairun mengatakan jangan sampai terjadi suasana perang dunia di dalam rumah. Pasalnya, hal itulah yang biasa memunculkan terjadinya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
“Di keluarga itu tidak ada harmonisasi, jadi tidak ada saling mengalah yang ada hanya saling menyalahkan, sehingga menimbulkan kekerasan. Jadi fungsi-fungsi tersebut memang harus dijalankan dengan baik agar tercipta keluarga yang baik pula,” pungkasnya.
Lily Setiadarma