WARTAPRAHYANGAN.COM
BANDUNG – Dua Aplikasi terkait pariwisata Kabupaten Bandung, yaitu aplikasi Bandung Edun yang diluncurkan pada 21 Desember 2020 dan aplikasi Bedas Smart Tourism yang diluncurkan Bupati Bandung Dadang Supriatna pada 6 Mei 2021, saat ini sudah banyak dimanfaatkan oleh publik.
Namun demikian, secara umum, menurut pegiat pariwisata di Kabupaten Bandung, dua aplikasi tersebut katanya belum memberikan dampak signifikan terhadap kunjungan wisatawan.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Bandung melalui Kepala Bidang Promosi dan Ekonomi Kreatif Disparbud Kabupaten Bandung, Vena Andriawan menjelaskan perbedaan dari kedua aplikasi tersebut, pertama aplikasi Bandung Edun itu developernya Disparbud dan sudah berjalan sejak tahun 2020 akhir. Sementara Bedas Smart Tourism itu developernya adalah tim percepatan pariwisata Bedas sebagai salah satu program 99 hari kerja Bupati dan Wakil Bupati Bandung periode 2021-2026.
“Pada dasarnya, dua-duanya sebagai sarana informasi kepariwisataan Kabupaten Bandung,” ujar Vena kepada wartawan via pesan singkat, Jumat lalu
Vena melanjutkan bahwa aplikasi Bedas Smart Tourism lebih mengarah ke market place karena terdapat layanan booking/reservasi, dan terdapat informasi fasilitas penunjang yang ada di destinasi. Misalnya info hotel, diaplikasi tersebut tersajikan data mengenai fasilitas yang dimiliki hotel secara detail, sehingga calon wisatawan akan lebih tahu tentang destinasi yang akan dikunjunginya.
“Kalau Bandung Edun berupa info dan promosi destinasi, event maupun layanan free promotion link untuk para pelaku pariwisata yang akan mempromosikan jasa dan usaha wisata maupun ekraf yang ada di kabupaten bandung,” lanjutnya.
Terkait dengan dampak yang diberikan oleh aplikasi kepariwisataan tersebut khususnya mengenai apakah ada peningkatan jumlah wisatawan, Vena menuturkan bahwa untuk saat ini belum bisa dibuktikan secara angka. Pihaknya mengaku belum melakukan pengecekan jumlah wisatawan yang berkunjung, karena kondisi saat ini yang tengah dilakukan pengetatan mobilitas orang.
“Biasa kita data per satu semester. Kita akan lihat di pertengahan tahun, nanti impactnya seperti apa terhadap penambahan wisatawan,” tutur Vena.
Dalam aplikasi Bandung Edun terdapat 128 destinasi dan delapan event yang sudah diinput. Sementara di aplikasi Bedas Smart Tourism terdapat informasi mengenai 122 titik destinasi wisata.
Sementara itu, Duty manager objek wisata Kawah Putih, Ari Kurniawan mengatakan bahwa aplikasi kepariwisataan tersebut sudah bagus. Namun sayangnya, momen peluncurannya di tengah kondisi pandemi Covid 19. Ari mengungkapkan bahwa untuk sementara ini belum dirasakan secara signifikan, pengaruh aplikasi tersebut terhadap kunjungan wisatawan.
“Aplikasinya mah sudah bagus, hanya saja momentum dia keluar ini, banyak hambatannya dari kondisi pandemi. Jadi ketika sudah dipromosikan dan ketika pengunjung ingin hadir kan tetap enggak bisa,” ujar Ari saat dihubungi via telepon, Jumat (7/5).
Ari berharap pemerintah segera menyelesaikan program vaksinasi Covid 19, sehingga kondisi bisa kembali normal.
“Karena kalau misalnya pun memberikan modal tapi enggak ada pengunjungnya, percuma enggak bisa muter lagi, bantuan hanya sementara. Jadi saran saya buat pemerintah segera percepatan program vaksinasinya supaya kita segera bebas dari pandemi,” pungkas Ari.
Lily Setiadarma