WartaParahyangan.com
BANDUNG – Forum Komunikasi (FK) Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Kabupaten Bandung mendorong warga belajar di PKBM-PKBM agar turut serta dalam pengembangan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), sehingga hal itu nantinya dapat menjadi sumber pendapatan ekonomi yang bersangkutan.
Hal itu dikatakan Ketua FK-PKBM Kabupaten Bandung, H. Furqon Nulhakim, S.Ag., M.Pd., saat menghadiri kegiatan Publikasi Kebahasaan dan Kesastraan Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bandung di Gedung PGRI Kabupaten Bandung, Senin (30/10/2023).
Menurut Furqon, saat ini lembaga PKBM yang tergabung di FK PKBM Kabupaten Bandung tercatat 80 lembaga PKBM yang aktif, tersebar di 31 kecamatan se Kabupaten Bandung. Selain bergerak dalam pendidikan non formal dan kesetaraan, juga banyak yang menambah pembelajarannya dengan pelatihan keterampilan dan usaha, khususnya UMKM.
“Potensi pengembangan UMKM di PKBM-PKBM itu cukup besar. Bahkan sudah banyak juga yang berhasil, seperti PKBM Az-Zahra dari Kecamatan Ibun, dan PKBM Sangkan Hurip Kecamatan Katapang,” ujar Furqon kepada Wartaparahyangan.com, seraya menunjuk dua unit stand PKBM yang tampil dalam kegiatan Publikasi Kebahasaan dan Kesastraan tersebut.
Di dua stand PKBM itu ditampilkan berbagai produk pakaian dan makanan olahan hasil produksi warga belajarnya masing-masing.
“InsyaAlloh nanti ke depan, bukan hanya ini saja, tapi juga banyak produk yang jadi unggulan di PKBM dapat kita tampilkan dalam kegiatan-kegiatan seperti ini,” ujar Furqon seraya berharap, dengan turut mencoba merintis bisnis, bahkan dalam lingkup kecil sekalipun, warga belajar akan mendapat pemahaman dan keterampilan usaha ekonomi.
Dengan begitu, lanjut Furqon, akan menjadi kontribusi tersendiri terhadap pengembangan UMKM. “Kita tentu saja dapat mendukung mereka, antara lain dengan cara membeli produk mereka,” katanya.
Karena itu pula pihaknya mendorong warga belajar yang menuntut ilmu di PKBM untuk fokus pada kemampuan dan kreativitas warga belajar agar kelak dapat menghadirkan solusi sesuai konteks kebutuhannya sendiri.
“Jika ingin UMKM berkembang, yang harus dipikirkan bukan hanya nilai tambah produknya, tetapi juga strategi lain yang memudahkan konsumen dalam membeli produk tersebut,” kata Furqon.
Sementara itu, pengelola PKBM Az-Zahra Kecamatan Ibun, Yuni Juariah mengungkapkan, produk pakaian dan aneka makanan olahan yang dibuat warga belajarnya mulai dikembangkan sejak 2010.
“Yang kami tampilkan di stand ini, seperti brondong, mukena, kerudung dan cempal, merupakan hasil kreativitas dari anak-anak Paket C, atau setara SMA,” katanya.
Yuni menyebutkan, di PKBM Az-Zahra ada kegiatan pelatihan berbagai produk baik pakaian, makanan olahan maupun produk yang lainnya. Bahkan dari Pertamina juga pernah menggelar pelatihan di PKBM tersebut.
“Kebetulan saya sendiri pelaku home industry dari produk brondong, meneruskan usaha orang tua. Kami pun menjadi mitra binaan Pertamina. Nah, pengetahuan dan proses membuat brondong ini saya ajarkan juga kepada warga belajar di PKBM,” jelas Yuni.
Ke depan, tambah Yuni, diharapkan produk brondong semakin berkembang, juga produk mukena dan pakaian lainnya. “Memang untuk berkembang, perlu inovasi. Makanya saya ajak warga belajar PKBM, khususnya anak-anak Paket C, untuk berkreasi dan membuat produk dengan sentuhan kekinian,” katanya.
Ketua PKBM Sangkan Hurip Kecamatan Katapang, Subur Dimyati menjelaskan untuk bisa menjalankan UMKM di PKBM, pertama bukan langsung ke usaha, tapi lebih ke pelatihan, dan salah satu yang dilakukan di PKBM-nya adalah pelatihan membuat roti.
“Alhamdulillah saat ini warga belajar sudah bisa membuat beberapa varian roti, di antaranya roti tawar, keju, kismis, dan pizza. Mudah-mudahan ke depan, warga belajar bisa usaha sendiri dengan ilmu yang diperoleh dari PKBM ini,” harapnya.
Lily Setiadarma