
WARTAPARAHYANGAN.COM
BANDUNG — PT Geo Dipa Energi Unit Patuha membenarkan soal adanya desakan dari Forum Komunikasi Kader Konservasi Indonesia (FK3I) Jawa Barat yang meminta PT GeoDipa secepatnya memenuhi kewajiban dalam hal penyiapan lahan hutan pengganti.
Lahan hutan pengganti dimaksud, menurut Public Relation Geo Dipa Energi Unit Patuha, Agung Maulana, keberadaannya menjadi kewajiban bagi PT Geo Dipa Energi atas eksplorasi 12 sumur panas bumi di kawasan Gunung Patuha, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung.
Dalam hal ini, kata Agung Maulana, pihak Geo Dipa sudah memberikan respons positif dan masalahnya akan secepatnya diselesaikan. Namun demikian Agung tidak merinci cara penyelesaiannya dan kapan waktunya.
Sebelumnya, Forum Komunikasi Kader Konservasi Indonesia (FK3I) Jawa Barat mempertanyakan hutan pengganti yang menjadi tanggung jawab PT Geo Dipa Energy atas penambahan sebanyak 12 sumur baru yang mereka buka di atas lahan hutan Perhutani.
Ketua Badan Pembina FK3I Jabar Dedi Kurniawan mengatakan, saat ini PT Geo Dipa Energy tengah melakukan perluasan atau penambahan sumur baru di wilayah hutan Gunung Patuha yang berbatasan langsung dengan kawasan cagar alam Gunung Tilu. Memang, perusahaan panas bumi yang juga beroperasi di pegunungan Dieng Jawa Tengah itu mengantongi izin pinjam pakai kawasan hutan (IPPKH). Namun demikian, mereka juga punya kewajiban untuk menyediakan hutan pengganti.
“Sampai dengan saat ini, kami belum mendapatkan informasi atau data dan lokasi hutan penggantinya ini. Memang kalau luas hutan yang harus mereka ganti itu sudah ada, yakni antara 36 hingga 40 hektare. Tapi lokasinya dimana, koordinat berapa, statusnya bagaimana itu tidak ada,” kata Dedi, Selasa (17/11/2020).
Lily Setiadarma