WartaParahyangan.com
CIANJUR – Ratusan warga terdampak bencana gempa bumi di Kampung Salakawung, RT 01, 02 dan 03, RW 01, Desa Sarampad, Kecamatan Cugenang, hingga saat ini belum memperoleh bantuan, baik tenda maupun sembako.
“Warga yang rumahnya hancur, membuat tenda seadanya. Karena memang belum ada bantuan,” ujar Suardi (55) warga kampung setempat kepada wartaparahyangan.com, Rabu (23/11/2022).
Di tiga RT tersebut, tercatat 450 KK dengan jumlah jiwa sekitar 700 orang. Akibat bencana gempa bumi yang terjadi pada Senin (21/11/2022) itu, ada 5 warga di sana yang menjadi korban meninggal dunia, yang 2 orang di antaranya balita. Sedangkan korban luka-luka berjumlah 50 orang.
Suardi berharap, tim tanggap darurat bencana Cianjur segera dapat memberikan bantuan, baik berita tenda maupun sembako.
Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama pihak terkait di Kabupaten Cianjur terus melakukan pencarian terhadap 151 orang korban gempa bumi yang belum ditemukan.
“Hari ini pencarian korban yang belum ditemukan kita fokuskan di 4 titik terdampak, yakni di Kampung Cugenang RT 02, Kampung Rawacina, Desa Nagrak, Kampung Salakawung Desa Sarampad, dan di sekitar Warung Sate Sinta,” jelas Kepala BNPB Suharyanto.
“Di samping fokus dan evakuasi pencarian korban, kita pastikan hari ini semuanya mendapatkan bantuan logistik,” ujar Suharyanto dalam rakor bersama BMKG, Basarnas, Kementerian PUTR, Porkopimda, serta kades yang daerahnya terdampak, di Pancaniti Pendopo Cianjur, Rabu (23/11/2022).
Suharyanto juga menegaskan, langkah-langkah penanganan kebencanaan itu harus terintegrasi satu pintu, bisa sinergi, serentak komandonya, jelas hasilnya bisa bagus.
“Berdasarkan petunjuk Pesiden, kita harus cepat dan tuntas menangani bencana ini. Makanya setiap hari kita lakukan koordinasi dan evaluasi semua unsur yang terlibat agar hasilnya bagus sesuai yang diharapkan,” katanya.
Di tempat yang sama, Bupati Cianjur Herman Suherman, mengungkapkan hingga saat ini masih ada 151 orang yang belum bisa ditemukan. “Juga masih banyak warga kita yang hari ini mereka kelaparan, rumahnya rusak dan hancur, keluarganya belum tahu entah dimana. Tentunya pertama kita berdoa dan kemudian kita harus mencari dan menanganinya,” tutur Herman.
Menurut Bupati, ujung tombak di sebuah wilayah pedesaan adalah pak kades, Babinsa dan Babinkamtibmas. Makanya perlu sinergi, dan komunikasi yang inten secara baik.
“Semenjak kemarin dari Pemprov, pemerintah pusat telah di lokasi bencana. Bahkan hari ini Gubernur Jawa Barat Pak Ridwan Kamil belanja makan minuman sebesar Rp2 miliar untuk nanti disalurkan kepada para korban,” ujar Herman.
Namun karena luasnya area bencana, lanjut Herman, mungkin masih banyak korban yang belum tersentuh bantuan, sehingga kita perlu menyisir lokasi-lokasi bencana.
Hal itu, kata Herman, agar penyaluran bantuan bisa merata dan bisa menciptakan rasa aman dan nyaman bagi para korban.
Asep R. Rasyid