WartaParahyangan.com
BANDUNG – General Manager bersama Divisi HSSE PT Geo Dipa Energi (Persero) Unit Patuha dan masyarakat Desa Sugihmukti, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, menggelar peringatan Hari AIDS Se-Dunia di Mesjid Al- Hidayah Keundeng, desa setempat, Jum’at (02/12/2022).
Peringatan Hari AIDS Se-Dunia yang tahun ini mengusung tema “Equalize” itu dihadiri sekitar 200 warga dan tokoh masyarakat serta para karyawan GeoDipa Unit Patuha.
Tema “Equalize” tersebut, selain memiliki arti sebagai tindakan menyetarakan akses dan fasilitas layanan pengobatan HIV, terutama untuk anak-anak, pekerja seks komersial serta pengguna narkoba, juga menuntut adanya undang-undang atau kebijakan yang mengatur stigma dan eksklusi yang dihadapi pengidap HIV.
Aturan atau kebijaksn seperti itu penting agar kehadiran mereka (ODHA, Orang dengan HIV/AIDS) bisa dihormati dan diterima dengan layak oleh publik.
Pada kesempatan itu, General Manager GeoDipa Unit Patuha, Ilen Kardani, mengajak masyarakat di sekitar wilayah operasional GeoDipa untuk mengatasi ketidaksetaraan yang menghambat kemajuan dalam mengakhiri HIV/AIDS.
Sebab, kata Ilen, di masyarakat ada sebagian orang yang hidup dengan HIV/AIDS yang biasa disebut ODHA. Namun banyak masyarakat yang masih mendiskriminasi dan memandang miring para ODHA dengan berbagai stigmanya hingga ODHA dipandang sebagai hal yang memalukan.
“Selain harus berjuang dengan penyakit yang dideritanya, ODHA harus menerima cap buruk dari masyarakat akibat pemahaman masyarakat yang kurang tepat tentang HIV/AIDS,” ujar Ilen.
Stigma itu, lanjut Ilen, membuat ODHA menyembunyikan status HIV positifnya dan malu untuk memeriksakan kesehatannya. Akibatnya, banyak ODHA yang tidak mendapat pengobatan dan perawatan, sehingga hal itu meningkatkan risiko kematian ODHA itu sendiri, di samping berpotensi terjadinya penularan HIV/AIDS di masyarakat.
Karena itu, kata Ilen, peringatan Hari AIDS Se-Dunia diharapkan mampu menggugah kesadaran masyarakat untuk memberikan dukungan terhadap para ODHA agar mereka tetap bersemangat menjalani hidup.
Di tempat yang sama, HSE Manager PT Geo Dipa Energi (Persero) Unit Patuha, R. Yulianto Kurniawan, mengungkapkan rasa syukurnya karena peringatan Hari AIDS tersebut diikuti masyarakat dengan antusias.
“Alhamdulillah warga masyarakat sangat antusias dan bersemangat mendengarkan paparan narasumber tentang penyakit HIV/AIDS, yang hingga saat ini belum ditemukan obatnya,” ujar Yulianto seraya menyebutkan narasumber dalam kegiatan tersebut, yakni Sri Judaningsih dari Perkumpulan Konselor VCT HIV Jabar, dan testimoni dari Astri, seorang pasien ODHA.
Yulianto berharap, berbagai hal tentang HIV/AIDS, termasuk penyebab seseorang terkena penyakit tersebut seperti melalui perilaku seks bebas, dapat menjadi bekal pengetahuan yang sangat berharga bagi masyarakat.
Terlebih lagi di wilayah Bandung selatan banyak destinasi wisata menarik yang ramai dikunjungi wisatawan baik wisatawan dari luar negeri maupun wisatawan lokal dan Tanah Air. Hal ini karena memang seringkali tempat wisata dikaitkan dengan “wisata birahi” sekalipun pada kenyataannya tidak semua tempa wisata seperti itu.
Namun paling tidak, kata Yulianto, dengan adanya pemahaman yang baik tentang bahaya HIV/AIDS, dapat menjadi salah satu benteng kokoh bagi masyarakat agar terhindar dari penyakit tersebut.
Sementara itu, salah seorang tokoh masyarakat Sugihmukti, Udin (65), menyampaikan terima kasihnya kepada GeoDipa yang telah menggelar peringatan Hari AIDS Se-Dunia di desanya, yang juga diisi dengan pemaparan berbagai hal tentang HIV/AIDS.
“Mudah-mudahan hal itu menjadi bekal pengetahuan yang berharga khususnya bagi kaum muda di desa ini,” ujar Udin.
Seperti diketahui, Hari AIDS Se-Dunia ditetapkan PBB setiap tanggal 1 Desember sebagai kampanye memerangi penyakit HIV/AIDS. Hari AIDS ini mulai digelar pada tahun 1988.
Awalnya, peringatan ini digagas James Bunn dan Thomas Netter, dua anggota World Health Organization (WHO), yang selanjutnya diperingati di seluruh dunia.
Penyakit AIDS sendiri adalah sekumpulan gejala dan infeksi yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus. Virus ini bernama Human Immunodeficiency Virus (HIV). HIV ini merupakan virus yang memperlemah kekebalan tubuh manusia, sehingga orang yang terkena HIV rentan terhadap infeksi.
Virus tersebut ditularkan melalui kontak langsung antara aliran darah dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, dan air susu ibu.
Sedangkan penularannya dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal ataupun oral), transfusi darah, penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut.
Untuk penanganan atau pengobatannya, sejauh ini baru sebatas memperlambat laju perkembangan HIV. Jadi penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.
Lily Setiadarma