WartaParahyangan.com
BANDUNG – Iwan Setia Permana, ahli pengobatan terapis tradisional ini mampu menyembuhkan berbagai penyakit seperti paru-paru, jantung, ginjal, kanker, sakit lutut, keseleo dan lainnya.
“Terapi di sini lebih ke stretching untuk melemaskan saraf, memperlancar darah. Saraf-saraf urat semua dirileks. Setelah peredaran lancar saat itu dimulai dibekam, apa yang menjadi tumpukan-tumpukan toksin ada di organ mana, pakai alat bekamnya,” ujar Iwan saat ditemui di alamat prakteknya di Kampung Neglasari Mekar RT 01 RW 13, Desa Pasirjambu, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung.
Keahliannya dalam pengobatan tradisional dijalani Iwan sejak 5 tahun lalu. “Kebetulan ada faktor keturunan juga, karena orang tua juga ahli terapis tradisional. Hanya saja saya juga belajar otonomi tubuh, belajar di sekolah pembekaman,” ungkapnya.
“Motivasi saya di terapi ini sebetulnya pertama kita ingin bermanfaat dalam artian ada manfaat untuk orang lain, dan di sini juga saya untuk pengobatan saja. Saya juga sambil memberikan edukasi supaya pola hidup yang sehat itu seperti apa, jangan sampai kita itu seperti ‘ini berobat ke sini seminggu sekali’, saya tidak seperti itu. Sekali ditangani kita sehat itu alhamdulillah, tidak ada 2-3 kali aturan seperti itu,” tutur Iwan.
“Kecuali saya menganjurkan, karena tubuh itu tidak beda seperti mesin juga. Ketika kita pakai 1 bulan sekali, atau 2 bulan sekali, haruslah diservis. Kita kontrol, cek apakah peredaran darah kita lancar, apakah tensi darah kita lancar. Untuk check-upnya seperti apa, insya Allah disini ada pendeteksi darah dan di saraf juga ada,” katanya.
Menurut Iwan, dalam menjalani pengobatan, pasien itu harus punya semangat untuk sembuh. Bahkan sebaiknya pasien itu jangan merasa diri sakit, apalagi suudzon ini ujian atau apa, tapi harus berpikir positif. “Karena dalam kehidupan kalau pola pikir kita negatif, ke tubuh kitanya juga negatif,” katanya.
Soal obat dalam terapinya, Iwan mengaku memakai produk Mizuco mineral alkalin. “Jadi produk yang saya pakai lebih ke air, karena manusia diciptakan sebagai makhluk cairan. Jadi saat kita ideal air, insya Allah terasa ringan, karena setiap pergerakan sendi itu tersaluri oleh cairan,” tutup Iwan.
Lily Setiadarma