Diskusi peran Media dalam menciptakan Pemilu berkualitas di Soreang.
WartaParahyangan.com
BANDUNG – Kasat Reskrim Polresta Bandung Kompol Oliestha Ageng Wicaksana meminta masyarakat untuk menyaring dan mengecek kebenaran informasi yang diperolehnya di media sosial (medsos).
“Jangan sampai informasi yang di-share kembali berdampak pada terganggunya situasi keamanan dan ketertiban masyarakat,” kata Kompol Oliestha Ageng Wicaksana saat menjadi pembicara pada Diskusi Peran Jurnalis dan Pegiat Medsos dalam Menjaga Kondusifitas Jelang Pemilu 2024 di Kabupaten Bandung, Sabtu (30/12/2023) sore di Soreang.
Dalam Diskusi yang diinisiasi Ikatan Jurnalistik Televisi Indonesia (IJTI) Korda Bandung itu, selain dari Polresta Bandung, juga menghadirkan narasumber Praktisi Media Sosial, Wisma Putra dan Jurnalis MetroTV, Saifal Laode.
Oliestha Ageng Wicaksana mengakui, menjelang Pemilu banyak informasi bertebaran di media sosial. Namun masyarakat harus bijak dan menyaring ataupun mengecek ulang kebenaran informasi tersebut.
“Kita harus belajar pada Pemilu tahun 2019, dimana terjadi perpecahan di masyarakat hanya karena adanya kepentingan politik maupun pribadi,” katanya.
Selain menyaring informasi dan mengecek kebenaran informasi yang didapat, masyarakat juga harus mempertimbangkan manfaatnya jika meneruskan ulang informasi tersebut.
“Jika mendapat informasi di medsos, saring dan cek kembali kebenarannya. Pertimbangkan kembali manfaatnya kalau nge-share informasi tersebut,” pinta Oliestha.
Menurur Oliestha, diera globalisasi saat ini, peran media sangat penting. Sebab apapun informasi yang disampaikan, bisa berdampak kepada masyarakat. “Jurnalis dan pegiat media sosial punya peran penting terutama menjelang Pemilu,” ujarnya.
Dijelaskan Oliestha, untuk menjaga situasi kamtibmas di Kabupaten Bandung menjelang Pemilu, media dan kepolisian harus bersinergi. “Saya bersyukur di Kabupaten Bandung, media dan kepolisian sudah bersinergi dan siap bersama-sama menjaga situasi kamtibmas,” ujar Kasat Reskrim Polresta Bandung.
Sementara untuk mencegah beredarnya informasi-informasi palsu atau hoax yang bisa mengganggu kamtibmas, Oliestha mengatakan, pihaknya terus melakukan patroli siber. Dengan begitu jika ada disinformasi, pihaknya berkoordinasi dengan pihak terkait untuk melakukan langkah lebih lanjut.
Sekretaris IJTI Korda Bandung, Ryan Agustina menjelaskan, diskusi bertujuan agar para penggiat media sosial tidak mudah memposting informasi sebelum melakukan croscek.
“Sebelum memposting, lakukan pengecekan kebenarannya terlebih dahulu. Sebab bisa saja informasi tersebut salah dan bisa mengganggu ketertiban di masyarakat,” tegasnya.
Lily Setiadarma